Nisma menyampaikan inovasi Kejar Stunting telah diimplementasikan sejak 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanalili. Kata dia, inovasi ini lahir terinspirasi dari tingginya kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Kecamatan Tanalili, yaitu 26 kasus per Desember 2019.
“Inovasi Kejar Stunting ini fokus pada bayi-bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah, karena salah satu faktor risiko bayi yang lahir dengan BBLR itu bisa mengalami stunting,” kata Nisma.
Ia menyebutkan, salah satu tujuan dari inovasi ini adalah bagaimana meningkatkan berat badan bayi, sehingga tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan alias stunting.
“Rata-rata kenaikannya itu bisa 100 sampai 200 gram,” sebut Nisma.
Ia mengakui bahwa inovasi Kejar Stunting ini bukan satu-satunya, tetapi salah satu solusi dalam penurunan stunting di Kabupaten Luwu Utara.
“Dua tahun terakhir inovasi ini terbukti berkontribusi terhadap pencapaian SDG’s point ketiga, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang,” pungkasnya.