Bupati Komitmen Wujudkan Maros Sebagai Daerah Inklusif

  • Bagikan
Suasana vaksinasi Covid-19 Inklusif di SLB Negeri 1 Kabupaten Maros pada Senin, (27/6/2022) lalu.

MAROS, RAKYATSULSEL - Bupati Maros, Chaidir Syam bertekad mewujudkan wilayah yang dipimpinnya sebagai kabupaten yang inklusif.

Hal itu dikemukakan di sela-sela kunjungan untuk memantau pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Inklusif di SLB Negeri 1 Kabupaten Maros pada Senin, (27/6/2022) lalu.

Kegiatan yang diselenggarakan secara kolaboratif antar berbagai Organisasi Perangkat Daerah, Organisasi Penyandang Disabilitas, Organisasi Profesi, serta institusi-institusi lainnya ini juga didukung oleh Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (Australia Indonesia Health Security Partnership/AIHSP).

AIHSP beroperasi ditingkat nasional dan provinsi pilihan termasuk Sulsel untuk mendukung respon langsung terhadap Covid-19 di Indonesia serta reformasi jangka panjang pada sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi akses yang lebih luas dan ramah bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Maros, untuk mencapai target percepatan cakupan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Maros.

Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memetakan data disabilitas di kabupaten ini, yang diakui masih banyak yang perlu disempurnakan.

“Penyandang disabilitas adalah warga yang juga memiliki hak atas layanan publik. Prinsipnya, tidak boleh ada kelompok masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan. Itulah sebabnya, sejak awal saya sangat mendukung inisiatif ini, sebagai bentuk komitmen menjadikan Kabupaten Maros sebagai kabupaten yang inklusif,” ungkap Chaidir.

Dalam kunjungan tersebut, Chaidir Syam dan jajarannya melihat langsung jalanannya proses vaksinasi. Dirinya menilai, proses pelaksanaan vaksinasi ini sudah memenuhi kebutuhan ragam penyandang disabilitas.

“Saya lihat, mulai dari antrian masuk sudah dibagi berdasarkan ragam disabilitas dari kelompok sasaran. Ini tentu akan membantu relawan dan tenaga vaksinator dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas sesuai kebutuhan mereka. Saya harap model ini dapat menjadi percontohan di daerah lain,” tutur Chaidir.

Chaidir juga menyempatkan diri berbincang dengan beberapa penyandang disabilitas yang sedang melalui tahapan skrining awal dan juga yang sedang menerima vaksinasi. Ketika berbincang dengan penyandang disabilitas tuli yang akan disuntik vaksin, terdapat seorang Juru Bahasa Isyarat.
Saat berbincang dengan Bupati, Andi Arfan dari GERKATIN Sulawesi Selatan menyampaikan,
“Penyandang disabilitas sangat senang diundang dan dilibatkan dalam kegiatan ini. Kami memerlukan ketersediaan lebih banyak informasi dengan pesan-pesan komunikasi risiko yang mudah dipahami oleh penyandang disabilitas dengan stimuli yang berbeda-beda, agar dapat melindungi diri dengan lebih baik,” ucapnya.

Turut menjelaskan proses vaksinasi yang inklusif ini adalah Provincial Coordinator AIHSP South Sulawesi, Agung P.J. Wahyuda. Secara terpisah Agung memaparkan bahwa sebelum pelaksanaan kegiatan ini, pihaknya telah mendampingi penyusunan panduan vaksinasi COVID-19 yang inklusif, dan juga mengadakan pelatihan bagi tenaga relawan dan vaksinator yang terlibat.

“Sehari sebelum kegiatan dilaksanakan, kami berkoordinasi dengan para vaksinator dan relawan untuk menyosialisasikan pengetahuan dan keterampilan seputar etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Kami berterima kasih atas dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Maros untuk menyukseskan kegiatan ini,” kata Agung.

Selain melihat jalannya vaksinasi, Chaidir Syam juga berbincang dengan petugas Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil yang turun langsung memberi layanan kependudukan di lokasi. Dirinya mengapresiasi ketekunan dan komitmen para pihak yang terlibat dalam gerakan ini. (**)

  • Bagikan