Materi ini disampaikan Arief di hadapan 30 peserta, di antaranya dari Mitra IFC-OFI, Mitra IFC-Crowde, LPPM-IPB University, Bappelitbangda, Dinas Pertanian, DP3AP2KB, Disporapar, Camat, PKK, dan perwakilan para Kelompok Tani.
Dalam pemaparannya, Arief menyebutkan ada tiga hal penting dalam mewujudkan Digitalisasi Kakao Perkebunan Rakyat. Tigal hal itu, sebut Arief, adalah infrastruktur, aplikasi dan literasi.
“Tiga hal ini menjadi instrument penting yang saling melengkapi satu sama lain,” kata Arief.
Terkait infrastruktur digital, saat ini Luwu Utara memiliki 99 menara atau Base Transceiver Station (BTS), tiga di antaranya berada di wilayah terpencil, yaitu satu di Rampi dan dua di Seko.
Untuk diketahui, Kabupaten Luwu Utara mendapat jatah 26 titik pembangunan BTS Non 3T dari Kementerian Kominfo tahun 2022. Empat di antaranya sementara dalam pembangunan, yaitu tiga di Kecamatan Rongkong, dan satu di Kecamatan Sabbang.
“Tak hanya itu, Luwu Utara juga membangun infrastruktur digital jaringan optic broadband Telkom, yaitu sebuah koneksi internet yang memanfaatkan jaringan kabel fiber optic dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar dan kecepatan yang lebih maksimal,” ungkap Arief.