Fenomena Air Hantar Zakir Sabara jadi Guru Besar ke 57 di UMI

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Mantan Dekan FTI UMI Makassar, Prof. Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, ST, MT, IPM, ASEAN Eng, resmi menyandang status guru besar di kampus tersebut. Pengukuhan Guru Besar bidang Teknik Kimia.

Adapun judul pidato yakni menyikapi ancaman kelangkaan pasokan air bersih akibat perubahan iklim global, membuat. Hal ini membuat Zakir Sabara meraih gelar Guru besarnya.

Prof Zakir Sabara H Wata. Resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI). Di Auditorium Al Jilbra kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu, 29 Juni.

"Pak Zakir Profesor ke 57 di UMI, guru besar ke 3 di FTI. Jumlah guri besar di UMI kini 49 orang, karena ada sudah wafat," kata Rektor UMI, Prof. Basri Modding.

Dikatakan, UMI sebagai bagian dari masyarakat turut memegang peranan dalam keberlangsungan peradaban bangsa. UMI tidak berfungsi mencetak sarjana magister Doktor melainkan juga guru besar.

"Hanya kampus yang mampu mencetak orang besar, hakekatnya adalah seorang guru pendidik sekaligus seorang peneliti yang hasil penelitiannya ditunggu oleh masyarakat luas sebagai bagian dari wujud Pengabdian masyarakat," tuturnya.

Pada kesempaan ini. Prof Zakir Sabara mengatakan hal tersebut dianggapnya menarik dikaji bersama, sebab banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari air yang selalu ada di kehidupan.

"Tubuh mengandung 53 persen hingga 70 persen air. Sehingga semua manusia dominan membutihkan air untuk tubuhnya. Belum lagi ketika beraktivitas, semua orang membutihkan air," jelasnya.

Namun dari penelitiannnya tersebut, ditemukan fenomena berkurangnya pasokan air. Diantaranya air Sungai Jeneberang Gowa dan Lekopaccing Maros. Hal ini mempengaruhi terjadinya penurunan kuantitas air.

Tak hanya itu, bahkan dafi fenomena air, ketika terjadi bencana maka yang menjadi masalah utama masyarakat adalah ketersediaan air bersih.

"Sehingga dari semua ini saya bisa melakukan penelitian sembari mencari solusi bagaimana masyarakat agar tetap bisa mendapat air bersih dan tak kekurangan untuk generasi masa depan. Salah satunya dibuat alat bantu portabel," ucapnya.

Alat ini yang kedepan bisa menggali air tanah lebih dalam kemudian di saring dan bisa di pakai masyarakat. Lebih dari itu, Kata Prof Zakir, air juga menjadi satu tanda kekuasan Allah Swt.

Dalam sains ada hukum yang menyatakan bahwa ketika dua zat cair berbeda kadar konsentrasi dan viskositas atau kekentalannya dicampur dan saling bertemu, maka akan terjadi peristiwa difusi atau saling melarutkan.

Rektor UMI, Prof Basri Modding mengatakan, hasil tersebut membawa Zakir Sabara menjadi Profesor ke-57 di UMI, juga Guru Besar ketiga di FTI UMI.

Kendati demikian, seorang guru besar adalah pendidik sekaligus peneliti. Hasil penelitiannya ditunggu masyarakat. Ini yang bisa di dapatkan dari penelitian Prof Zakir, sebab penelitiannya ini membantu masyarakat.

"Guru besar bukan akhir dari karir di akademisi. Tetapi hal ini merupakan penghargaan. Gelar tertinggi bukan karena aspek sosial dan materil, tetapi bagaimana kita mencermati rekam jejak seseorang dari pengabdian masyaralat yang dilakukan," ucapnya.

  • Bagikan

Exit mobile version