Rektor UMI Tampil Jadi Narasumber di Rembuq Nasional dan RPPP 1 APTISI

  • Bagikan

BALI, RAKYATSULSEL - Rektor Universitas Muslim Indonesia yang juga Ketua APTISI Wilayah IX A Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H Basri Modding,SE.,MSi, salah satu narasumber dalam RPPP 1, dengan sesi Belajar Managemen Unggul Untuk Kemajuan PTS dan Road Map Pendidikan Tinggi Bersama Rektor Univ. Mahasaraswati, Rektor UII Jogjakarta, Rektor Univ. Bina Nusantara dan Rektor Univ. Tarumanagara.

Kehadiran Rektor UMI menghadiri Rembuk Nasional sekaligus Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPP) Ke-1 APTISI 2022 dengan tema Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 “Digitalisasi Berbasis Blokchain, Tantangan Masa Depan dan Reformasi Pendidikan Tinggi yang berlangsung selama tiga hari, tanggal 1-3 Juli 2022 di Bali Nusa Dua Convention Centre, membawa rombongan Pengurus APTISI Wilayah IX-A Sulsel, kurang lebih 40 orang.

Ketua Umum APTISI, Dr. Budi Djatmiko dalam sambutannya ada tujuh permasalahan yang akan diretas dalam RPP APTISI di Bali selama tiga hari ini.

Masalah tersebut yakni keberadaan pembiayaan LAM yang sangat tinggi, Pajak bagi PTS, Uji kompetensi pendidikan kesehatan, yang tidak sesuai UU pendidikan tinggi. Sulit dan lamanya perijinan prodi dan penggabungan PTS yang sudah bertahun-tahun, permasalahan ijin belajar dosen, dikotomi PTN/PTS serta revisi UU Sisdiknas yang tertutup dan digitalisasi kampus yang menantang.

Selain itu, RPPP I ini juga bertujuan mendengarkan sharing best practice PTS terbaik Indonesia sehingga bisa membangun PT sehingga bisa membangun PT menjadi Unggul.

Selain itu, Pak Budi sapaan akrabnya mengatakan bahwa segala permasalahan yang akan dibahas dalam Rembuk Nasional dan RPPP 1.

"Kita akan mencari solusi dan kita akan sampaikan kepada Presiden, Kemendikbud Ristek dan Komisi X," ujarnya.

Lanjut dikatakannya, juga akan menjadikan tanggal 2 Juli 2022, sebagai hari kebangkitan perguruan tinggi swasta.

Merespon tantangan digital, APTISI juga sudah membuat software, edufecta dan di acara ini juga, APTISI akan memberikan Hibah “SIM Digitalisasi Kampus” sebesar 5M tiap PTS dari Edufecta.

Hal ini bagian responsip tantangan era 4.0, PTS harus mampu menjadi contoh, melahirkan anak bangsa yang cerdas siap bersaing era societ, 5.0.

Selain itu, APTISI juga akan mewadahi semua anggota untuk maju bersama, menjadi terdepan melakukan perubahan sebagai bagian adaptif merespon era distrubtion.

"Dalam rembug nasional ini akan fokus membahas digitalisasi, sebagai respon era saat ini. Sistem konvensional," kata Budi.

Hal tersebut, menurutnya cukup mengganggu peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia dan berbagai dampak lainnya.

Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster sebelum membuka acara mengatakan, bahwa perkembangan Pendidikan saat ini berbeda, dulu saat ini dan ke depan.

"Karena itu menjadi tanggung jawab kita bersama yang memiliki komitmen terhadap kemanjuan Pendidikan nasional, maka pemerintah harus melibatkan partisipasi aktif APTISI sebagai organisai besar dan Pimpinan PTS dlaam membahas berbagai kebijakan Pendidikan di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, dengan PTS lebih banyak dari PTN, Pemerintah setiap membahas kebijakan terkait Pendidikan, harus banyak APTISI sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih akomodatif, berkualitas seuai tuntutan perkembangan zaman.

“Saatnya ruang bagi APTISI untuk mendorong percepatan Pendidikan Indonesia lebih maju dan berkembang, adaftif sesuai era digitalisasi," ujar I Wayan Koster.

Sedangkan Ketua Panitia yang juga Ketua APTISI Wil XIV Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.pd melaporkan jumlah peserta sebanyak 2500 orang terdiri atas Ketua APTISI Wilayah 1 s.d XVI, Pimpinan PTS, yayasan, para dosen, organisasi profesi se-Indonesia, ABBPTSI, APPERTI, HPT, Asosiasi dekan dan prodi se-Indonesia.

Juga akan menghadirkan keynote dan narasumber acara ini direncanakan Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Ketua Komisi X DPR Rl Saeful Huda, Dirjen Dikti Nizam, Ketua BAN PT Ari Purbayanto, Ketum APTISI Budi Djatmiko. (*)

  • Bagikan