GOWA, RAKYATSULSEL - Perbedaan perayaan Hari Raya Idul Adha bukan hal yang harus dipertentangkan. Melainkan perbedaan ini dapat memupuk persatuan dan saling menghormati antara yang satu dengan lainnya.
Hal ini disampaikan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan saat ditemui usai melaksanakan Salat Idul Adha di Masjid Agung Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Minggu (10/7).
"Intinya bahwa kita semua memiliki keyakinan yang sama, dan perbedaan itu menjadi berkah yang Insya Allah semuanya mendapatkan ganjaran pahala oleh Allah SWT," ujar Adnan.
Menurut Adnan, dalam setiap pelaksanaan Idul Adha kita diajarkan untuk dapat berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Dengan berbagi, kita juga dapat terus menyambung tali silaturahmi dengan sesama.
"Tentu Hari Raya ini juga merupakan bagian untuk kita mendoakan saudara-saudara kita yang melaksanakan ibadah haji. Insya Allah semuanya dalam keadaan sehat dan semuanya Insya Allah bisa pulang dengan menyandang status Haji Mabrur," tuturnya.
Adnan juga berharap Idul Adha kali ini dapat memperkokoh kebersamaan kita untuk membangun daerah dan bersama-sama berkontribusi untuk kemajuan Kabupaten Gowa yang lebih baik.
Bertindak sebagai Imam Salat Ied adalah Ustadz Hardiansyah, dan Khatib adalah Prof. Hamdan Juhannis.
Terpisah, Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhanis menyampaikan ciri kepemimpinan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim A.S sebagai sesuatu yang patut dicontohkan oleh setiap umat Islam hingga hari ini.
"Kami juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Gowa untuk program Satu Hafidz Satu Desa/Kelurahan, yang Insya Allah akan dimulai pada tahun ini. Hal ini merupakan sebuah terobosan baru untuk peningkatan SDM kita di Kabupaten Gowa," ungkap Prof. Hamdan Juhanis dalam ceramahnya.
Pelaksanaan Salat Idul Adha 1443 Hijriyah ini turut dihadiri Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni, Sekertaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina, jajaran Forkopimda Kabupaten Gowa, dan para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa serta masyarakat sekitar. (*)