Kenaikan harga BBM dan gas non-subsidi itu di kisaran Rp2.000 per liter atau kilogram. Namun untuk harga elpiji 3 kg tidak mengalami kenaikan lantaran masih mendapat subsidi dari pemerintah.
Dengan ini, harga jual LPG ukuran 5,5 kg menjadi Rp104.000 per tabung. Dan LPG ukuran 12 kg menjadi Rp215.000 per tabung untuk wilayah Sulawesi Selatan.
Adapun harga BBM jenis Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp 14.500 per liter sekarang menjadi Rp 16.200 per liter, Pertamina Dex yang semula Rp 13.700 kini menjadi Rp 16.500 per liter, dan harga Dexlite dari Rp 12.950 naik menjadi Rp 15.000 per liter.
“Seluruh penyesuaian harga di angka sekitar Rp 2.000 baik per liter untuk BBM dan per Kg untuk LPG, harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara. Untuk yang subsidi, Pemerintah masih turut andil besar dengan tidak menyesuaikan harganya,” ungkap Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.
Penyesuaian harga untuk BBM dan LPG non subsidi mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia yang naik, yakni harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD/barel, lebih tinggi sekitar 37% dari harga ICP pada Januari 2022.
Begitu pula dengan LPG, tren harga (CPA) masih di tinggi pada bulan Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13% dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.