"Inovasi Masker Pelita ini, tujuannya bukan hanya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penyandang disabilitas, tetapi juga memandirikan sekaligus memberdayakan para penyandang disabilitas," ucap Amran Mahmud.
Amran Mahmud yang didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Armin, Asisten III Pemkab Wajo, Narwis, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, Andi Pallawarukka, Kabag Organisasi, Muhammad Ilyas, serta tim lainnya, menuturkan bahwa sertidaknya ada tiga nilai kebaruan atau keunikan dari inovasi Masker Pelita ini.
"Inovasi ini menggunakan pendekatan yang humanis atau satu. Satu tenaga kesehatan untuk seorang penyandang disabilitas. Juga, penggunaan kartu kunjungan yang disesuaikan dengan jenis disabilitas yang dialami," ungkap Amran.
"Yang paling penting adalah adanya kolaborasi lintas sektor baik dari internal pemerintah daerah maupun organisasi, yayasan serta pihak-pihak lainnya," tambahnya.
Adapun manfaat atau dampak dari implementasi inovasi ini yaitu seluruh penyandang disabilitas yang berjumlah 19 orang sudah tertangani, 14 orang sudah mulai mandiri dalam melakukan aktivitas hariannya.
Juga dari 17 orang diantaranya yang berusia produktif, 12 orang telah bekerja. Serta anggota keluarga dan masyarakat mulai peduli dan menerima keberadaan mereka.
Sementara, Tim Panelis Independen, Prof JB. Kristiadi yang juga memandu kegiatan pemaparan dan wawancara ini mengapresiasi inovasi Masker Pelita ini.