Selain itu, Adnan juga berharap seluruh pengurus ORARI Daerah Sulawesi Selatan menjaga kekompakan untuk memajukan organisasi. Karena menurutnya untuk memajukan ORARI ini tidak bisa secara sendiri-sendiri, tapi dibutuhkan kolaborasi.
“Saya selaku Ketua ORARI Sulawesi Selatan tentu tidak bisa jalan sendiri, tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan dan bantuan dari kita semua untuk maju,” terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan, Amson Padolo. Ia mengaku, keberadaan ORARi sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama di daerah pelosok.
Walaupun di era perkembangan teknologi saat ini, masih banyak daerah di Sulsel yang blank spot atau belum terjangkau jaringan telepon maupun internet.
“Untuk Sulawesi Selatan ini ada 553 daerah yang masih blank spot. Di tahun 2021 kita baru mendapatkan 131 bantuan, jadi masih ada 300 lebih yang masih blank spot. Jadi dalam kondisi darurat masyarakat sangat membutuhkan bantuan ORARI sebagai pemegang komunikasi dan persaudaraan sesama anggota hingga ke pelosok-pelosok,” ungkapnya.
Apalagi menurutnya saat terjadi bencana, keberadaan ORARI sangat dibutuhkan. Terbukti selama ini ORARI selalu hadir dalam setiap kerja-kerja sosial menyampaikan informasi di daerah bencana.
“Saat terjadi bencana, ORARI hadir sebagai penyampai informasi dan koordinasi kepada seluruh lapisan masyarakat disaat-saat genting. Kehadiran ORARI memungkinkan informasi dapat tersampaikan hingga pertolongan dapat dilakukan dan bantuan dapat disalurkan,” tambahnya.
Pada kesempatan ini jumlah Pengurus dan Tim Core Masa Bakti 2022-2027 yang dikukuhkan dan dilantik sebanyak 112 orang dan utusan ORARI lokal sebanyak 48 orang. (*)