MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ardiansyah adalah santri Rumah Tahfidz Baitul Huffadz Qurrota A'yun Buluballea, Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang pada Ahad (17/7) lalu bertolak ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus Cinagara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk menggapai mimpinya menjadi hafidz Qur'an.
Tangis haru orang tua mengantar Ardi dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar menuju ke tanah rantau. Meski sedih, mereka bangga karena anaknya bisa mendapatkan pendidikan Al-Qur'an yang lebih intensif.
Sebelumnya, Ardi telah mengikuti rangkaian seleksi calon santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus yang digelar beberapa bulan lalu. Ia yang saat ini mempunyai hafalan Qur'an kurang lebih 4 juz bertekad khatam 30 juz selama 3 tahun.
Menurut Ustadz Rustang yang merupakan Pendamping Kampung Qur'an Lembanna, Ardi merupakan santri yang pemberani. Ia ingin anak didiknya tersebut kembali ke Sulawesi dengan membawa hafalan Al-Qur'an dan ilmu untuk diajarkan kepada anak-anak.
"Ardi ini salah satu santri yang menurut saya pemberani, berangkat sendiri naik pesawat dari Makassar menuju Jawa Barat, dan ini adalah pengalaman pertama baginya. Saya dan keluarga mengantar hingga bandara dan menaruh harapan mudah-mudahan bisa membawa keberkahan dan membuat bangga kita semua. Punya target 3 tahun harus khatam 30 juz dan pulang ke kampung halaman jadi hafidz Qur'an, InsyaAllah," ujar Ustadz Rustang. (*)