Amanna Gappa juga menyebut pembangunan jalur kereta api secara elevated atau melayang membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Dirinya mengatakan bahwa perencanaan pembangunan jalur kereta api tidak semerta merta dilakukan, itu memerlukan banyak pertimbangan seperti dari aspek teknis maupun aspek efisiensinya.
"Sehingga aspek perencanaan pembangunan tidak hanya mempertimbangankan aspek teknis saja tetapi juga aspek efisiensinya juga," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perawatan dan Peningkatan BPKA Sulsel, Arief Sudiatmoko mengatakan, selain jalur kereta api di Makassar tidak melewati daerah perkotaan, ada pertimbangan lain sehingga tidak dibuat elevated yaitu biaya pembangunan yang cukup besar. Dimana harga per satu kilo meternya sebesar Rp300 juta.
"Kita coba sandingkan dengan rencana pembangunan yang Makassar dan ada di video ditampilkan bahwasanya tata pengelola Makassar berupa tambak dan memang kami sudah dapat informasi dapat pengembangan kota tetapi nilainya belum dapat kapan itu dilakukan," ucapnya.
Maka dari itu, Ia menyebut rencana pembangunan kereta api tetap akan dilakukan secara at grade. Apalagi, kata dia, desain jalur kereta api at grade dijamin kuat.
Lebih jauh, Arief menjelaskan pada desain pembangunan at grade nantinya akan dibuatkan saluran drainase dan alat penyeimbang agar tidak terjadi banjir.
Selain itu, Ia mengaku akan membuat jembatan dan underpass supaya jalan disekitar jalur kereta api tidak terganggu.
"Sementara Makassar saat ini kan memang keterbatasan kemampuan pemerintah sehingga konstruksi dengan menggunakan at grade itu pertama dijamin kuat. Kemudian secara desain untuk perhitungan banjir pun sudah kita lakukan, ada nanti alat untuk penyeimbang, dan juga tentunya nanti ada pembangunan jembatan dan underpass yang kita perhitungkan itu tidak akan mengganggu akses atau jalan yang ada dijalan sekitar jalur kereta api," pungkasnya.
Diketahui, pembangunan jalur KA Makassar-Parepare merupakan proyek strategis nasional (PSN). Pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare terbagi menjadi beberapa tahapan segmentasi, yaitu segmen I dilaksanakan mulai tahun 2015-2016 dari km74 sampai km 91 yang berada di Kabupaten Barru dengan ruang lingkup kegiatan meliputi, pembangunan badan jalan, jembatan box culvert, jalan rel dan bangunan sipil lainnya sepanjang sekitar 16 km.