MAKASSAR,RAKYATSULSEL - Para dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI), diajak sharing terkait bagaimana mengelola produk.
Melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) UMI, sharing session tersebut mengenai produk minyak nilam. Mendatangkan Ketua Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Dr. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng. Di lantai 9 Menara UMI, Rabu, 20 Juli.
Ketua KUI UMI, Setyawati Yani, PhD mengatakan menjadi Embracing Smart University salah satu visi UMI 2026, atau internasionalisasi. Maka melihat ini perlu di ketahui bagaimana mendukung proses internasionalisasi ini. Salah satunya melalui SDM yang unggul dan berinovasi.
Maka melalui KUI, dengan melakukan sharing dengan yang berpengalaman maka hal ini bisa diwujudkan. Salah satunya setelah ada sharing, minimal melakukan kolaborasi dengan partner internasional dan publikasi internasional.
"Sebenarnya kami sangat terbuka tentu saja melakukan partner ship kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi. Ini untuk mendukung cita-cita kita dalam hal internasionalisasi," ucapnya.
"Jika ditanya kenapa saat ini dengan ARC Nilam, sebab kebetulan memang satu satunya ada di Indonesia dan sudah memiliki kualifikasi internasional," sambung dia.
Wakil Rektor V, Prof Hattah Fattah mengatakan potensi nilam di Sulawesi cukup besar, kemudian ternyata ada salah satu perusahaan itu dari Aceh berpindah ke Sulsel. Sehingga ini sebagai indikator bahwa Sulsel punya potensi besar, hanya saja memang perlu belajar banyak dari ARC tentang teknologinya.
"Alhamdulilla Dr Syaifullah Muhammad ini sebagai Direktur ARC bersedia menjadikan opini sebagai bagian dari pada ekositim pengembangan nilam secara nasional sehingga ini saya kira sesuatu yang bermanfaat bagi UMI dan kita akan perankan untuk bisa berkontribusi dalam skala yang lebih luas secara nasional," jelasnya.
Untul shating-sharingnya, KUI UMI sudah diperlihatkan bagaimana memprosesing nilam, kemudian dapat minyak atsirinya. Minyak Atsiri itu bisa diproduksi dengan berbagai turunan, ada bentuk parfum ada dalam bentuk sabun anti anging dan sebagainya.
"Saya kira ini sebuah produk yang punya potensi pasar yang besar, sehingga didalam pengembangannya nanti tidak hanya kita bisa mengembangkan inovasi dan teknologi tapi ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi masyarakat dan daerah," ucapnya.
Untuk itu salah satu fokus KUI UMI adalah menjadikan inovasi dan irisasi itu salah satu unggulan UMI kedepan. Ini juga nyambung dengan apa yang dibicarakan oleh ARC Sehingga pembahasan tersebut, akan dimasukkan dalam agenda dalam rangka pengembangan inovasi dan hilirisasi.
Ketua Atsiri Research Center-ARC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Dr. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng mengatakan mulai saat ini penting membuat tim. Apalagi membuat roadmap, dimana harus ada target jangka pendek dan jangka panjang. Tim ini yang terus digenjot untuk aktif dan bisa membuat produk.