LUWU UTARA, RAKYATSULSEL - Tim Penilai Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Tingkat Nasional tiba di BPP Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (23/7/2022).
Kedatangan Tim Penilai BPP Kostratani Tingkat Nasional ini dalam rangka melakukan verifikasi dan validasi terhadap variabel penilaian pada ajang BPP Kostratani terbaik di Indonesia.
Untuk diketahui, BPP Kecamatan Tanalili menjadi satu-satunya BPP di Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan di Pulau Sulawesi, yang berpeluang menjadi BPP Kostratani terbaik di Indonesia, bersaing dengan 8 BPP lainnya di Indonesia.
Kedatangan Tim Penilai BPP Kostratani Tingkat Nasional ini diterima Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara, Ir. H. Muhammad, M.Si, bersama Koordinator Fungsional Kabupaten, Ursianto Lamba, serta Koordinator BPP Tanalili, Fifi Henni.
Hadir pula Fungsional Penyuluh Pertanian Kabupaten Dinas Pertanian Marpati Marulu, Pranata Humas Dinas Kominfo Lukman, serta seluruh Penyuluh Pertanian se-Kecamatan Tanalili, baik Penyuluh PNS, Penyuluh THL dan Penyuluh Swadaya.
Selain verifikasi dan validasi terhadap lima aspek penilaian yang semuanya dinyatakan lengkap, Tim Penilai juga memuji inovasi BPP Tanalili, Pojok Baca BISA. Mereka menyebut inovasi tersebut sebagai nilai tambah yang bisa menjadi faktor penentu bagi BPP Tanalili.
“Inovasi Pojok Baca BISA ini saya kira bisa menjadi nilai tambah bagi BPP Tanalili, karena mungkin tidak semua BPP memiliki inovasi seperti ini,” kata Tim Penilai, Terkelin Pinem.
Menurutnya, inovasi dan prestasi lain yang telah diukir BPP Tanalili, termasuk adanya Penyuluh Pertanian Teladan di BPP Tanalili, bisa saja menjadi keuntungan BPP Tanalili untuk dinyatakan sebagai BPP Terbaik di Indonesia
“Terus terang, saya salut dengan inovasi Pojok Baca BISA. Kenapa? karena dengan hadirnya inovasi ini bisa membantu masyarakat petani dalam mendapatkan informasi pertanian, dan informasi kegiatan BPP Tanalili,” jelasnya.
Kata dia, keberadaan Pojok Baca BISA akan menjawab keingintahuan masyarakat petani terhadap eksistensi BPP Tanalili sebagai sebuah wadah bagi Penyuluh untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Pertanian.
“70 persen keingintahuan masyarakat petani itu sudah terjawab di sini (Pojok Baca BISA), sebelum mereka masuk ke dalam BPP. 30 persennya itu tinggal pendalaman saat mereka sudah berada di dalam BPP,” terang Pinem
Hanya saja, kata dia, Pojok Baca BISA yang terletak dekat pintu pagar masuk BPP ini belum terlalu sempurna. Saran dia, perlu diperbanyak lagi informasi-informasi pertanian, sehingga masyarakat juga semakin bertambah wawasannya.
“Informasi tentang prestasi Abdibaktitani, dan inovasi Pojok BISA yang menjadi salah satu inovasi terbaik di Luwu Utara, juga harus ada di sini, termasuk juga berita-berita yang pernah dimuat di media. Jadi, desain kembali biar bertambah kaya informasinya,” imbuhnya.
Sementara Tim Penilai lainnya, Andi Baso Kresna, mencoba memberikan semangat tambahan bagi BPP Tanalili dalam menghadapi Penilaian BPP Kostratani Tingkat Nasional.
“Yang penting bapak ibu semangat dulu-lah. Semangat untuk berubah, sehingga BPP Tanalili ini dapat dikenal secara nasional,” kata Anbas, sapaan akrab Andi Baso.
Anbas mengaku bangga dengan kerja keras dan semangat BPP Tanalili dalam penilaian kali ini. Kata dia, kelengkapan administrasi penyelenggaraan penyuluhan serta kehadiran inovasi Pojok BISA semakin meningkatkan keyakinan bahwa BPP Tanalili bisa meraih hasil maksimal.
“Saya lihat, kerja teman-teman sangat luar biasa. Ada beberapa inovasi di sini yang tentu membedakan dengan BPP lainnya. Saya kira ini luar biasa,” terang dia.
Menurutnya, jika BPP Tanalili mau berubah menjadi lebih baik, maka BPP harus inovatif.
“Ya, kita harus inovatif jika ingin berubah menjadi lebih baik. Dan inovasi Pojok Baca BISA ini menjadi contoh perubahan yang dilakukan, karena memang kita harus menciptakan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan penyuluhan,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pertanian, Ir. H. Muhammad, mengatakan bahwa kunjungan Tim Penilai BPP Kostratani Tingkat Nasional adalah sebuah kesyukuran bagi BPP karena kembali mendapatkan kesempatan untuk meraih prestasi.
“BPP Tanalili ini termasuk BPP paling muda, karena pecahan dari Kecamatan Bonebone. Meski begitu, soal prestasi, BPP Tanalili tidak kalah dengan BPP lainnya,” kata Muhammad, sembari menyebut prestasi Abdibaktitani yang sudah dua kali dimenangkan Tanalili.
Dia berharap, hasil penilaian kali ini bisa membawa BPP Tanalili kembali berprestasi di tingkat nasional.
“Semoga hasilnya sesuai ekspektasi kita semua. Terima kasih atas kunjungan Tim Penilai dari BBPP Batangkaluku, dan mohon maaf atas segala kekurangan,” tandasnya.
Sekadar diketahui, ada 9 BPP yang akan bersaing menjadi yang terbaik di Indonesia. Selain BPP Tanalili, ada juga BPP Caringin (Bogor, Jabar), BPP Margoyoso (Pati, Jateng), BPP Mojowarno (Jombang, Jatim), BPP Pelepat Ilir (Bungo, Jambi), BPP Banjar Baru (Kalsel), BPP Metro Timur (Kota Metro, Lampung), BPP Welamosa (Ende, NTT), serta BPP Tanah Abang (Sumsel).
Tiga BPP terbaik akan diumumkan sebagai pemenang pada HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2022 mendatang, dan akan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pertanian. (*)