MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bencana alam semakin massif terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan dan yang paling sering terjadi adalah bencana hydrometeorology yang merupakan bencana yang diakibatkan karena pengaruh iklim cuaca seperti angin puting beliung seperti yang terjadi di Kabupaten Maros dan Takalar baru-baru ini dan Sulawesi Selatan juga tidak terlepas dari ancaman bencana geologi atau gempa bumi seperti yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Selayar pada akhir tahun 2021 yang lalu.
Berdasarkan data kejadian bencana di Sulawesi Selatan jumlah kejadian bencana alam yaitu 629 Kejadian yang menyebabkan korban jiwa, korban luka-luka dan kerugian harta benda sehingga sangat dibutuhkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang optimal khususnya pada fase penanganan darurat.
Melihat dari Riwayat kejadian bencana alam yang terjadi sebelumnya di Provinsi Sulawesi Selatan maka hal yang menjadi sangat strategis dan fundamental dalam penanggulangan bencana adalah bagaimana menyikapi penentuan status tanggap darurat dan pembentukan pos komando sebagai pusat pelayanan penanggulangan bencana yang meliputi operasi, aktivasi logistik kebutuhan dasar dan bidang teknis lainnya seperti misalnya Disaster Victim Identification (DVI), Tim Trauma Healing, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu maka inti dari kinerja penyelenggaraan penanggulangan bencana bagaimana meningkatkan 3 (tiga) kapasitas yaitu Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Logistik dan Peningkatan Sumber Daya Peralatan penanggulangan bencana.
Hal inilah yang menjadi Standing point dari BPBD Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Gladi Ruang (TTX) Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2022, dengan tujuan agar para Aparat Penanggulangan Bencana baik TRC dapat berkolaborasi secara efektif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana sehingga kedepannya dapat berjalan secara terpadu, terkoordinasi, terencana dan kompherensif sesuai dengan Amanah dari Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana.
Gladi Ruang (TTX) Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Selatan ini digelar di Hotel Max One, Kota Makassar, Selasa (26/7).
Drs. Muhammad Firda, M.Si selaku Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, berharap agar para TRC juga dapat mengetahui pemetaan wilayah rawan setiap jenis bencana melalui peta bahaya, peta kerentanan dan peta kapasitas yang tertuang dalam Kajian Risiko Bencana Provinsi Sulsel, sehingga dapat mengantisipasi segala bentuk bencana alam yang dianggap rawan terjadi di Provinsi Sulsel juga dapat melakukan edukasi, informasi dan mitigasi kepada masyarakat dan Aparat BPBD Kabupaten/Kota sehingga pengurangan risiko bencana dapat diimplementasikan.
"Oleh karena itu melalui pertemuan ini, diharapkan kepada para peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini secara serius sehingga tujuan dari kegiatan ini dapat kita wujudkan secara bersama yang tentunya bermuara untuk melaksanakan perlindungan kepada masyarakat. Semoga pelatihan ini dapat bermanfaat untuk peningkatkan kapasitas TRC BPBD Provinsi Sulsel sehingga kegiatan respon cepat dapat dilakukan dengan sistematis, tanggap dan efektif," harap Drs Muhammad Firda, M.Si.
Pihak yang terlibat pada kegiatan ini selain dari pihak BPBD Sulawesi Selatan, juga mendapatkan supporting dari pihak Basarnas (Badan Pencarian dan Pertolongan Kelas A Makassar) yang akan melatih kita semua dalam penanganan darurat baik dari materi ruang maupun pada materi lapangan misalnya mekanisme tata cara melakukan evakuasi dan pengaktifan Posko Komando Penanganan Darurat Bencana. (*)