Potensi lainnya, seperti pertanian, perikanan, hingga kelautan. Saat ini hasil pertanian padi di Wajo sudah mencapai 800 ribu ton per tahun, sementara kebutuhan untuk konsumsi sekitar 50 ribu ton.
"Belum lagi jumlah populasi ternak kita nomor dua di Sulsel, produksi kacang hijau kita yang nomor satu di Sulsel, serta banyak lagi yang lainnya," ungkapnya.
Berdasarkan data di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) Wajo sampai pertengahan 2022 ini ada 8.232 wirausaha baru. Ini merupakan salah satu program prioritas, yakni mencetak 10.000 entrepreneur.
"Kita juga punya program integrated farming system yang membudidayakan beberapa komoditi dalam satu kawasan sehingga sumber pendapatan juga lebih banyak," tukasnya.
"Apalagi kita juga sedang mengupayakan program pengembalian kejayaan sutera di Wajo dengan dukungan penuh dari Bapak Gubernur (Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Kita dibantu mesin pemintal yang canggih melalui UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Persuteraan Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan," tambahnya.
Pemkab Wajo kini juga tengah mengupayakan pengembangan perindustrian dan pariwisata. "Ini semua potensi yang bisa kita lihat sebagai peluang untuk turut di dalamnya melalui kewirausahaan," kata Ketua PMI Wajo ini.
Pada kesempatan ini Amran Mahmud menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan mendukung pengembangan semua sektor itu. Olehnya, awal masa jabatannya pada 2019, pihaknya menganggarkan sekitar Rp245 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Pertama kalinya dalam penganggaran untuk infrastruktur Wajo sebanyak itu.