Wapres Ma’ruf Amin: Penduduk Surga Nanti Kebanyakan Orang Indonesia

  • Bagikan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, penduduk surga nanti banyak yang berasal dari Indonesia.

Ma'ruf Amin mengatakan hal itu, sebab dirinya menilai banyak orang Indonesia mengucapkan kalimat tauhid: La Ilaha Illallah.

Ma'ruf Amin menerangkan bahwa dalam salah satu Hadis Nabi, orang yang masih berpegang teguh pada 'La Ilaha Illallah' niscaya akan masuk surga.

"Kenapa begitu? karena memang yang banyak mengucap 'La ilaha illallah' itu adalah bangsa Indonesia. Jadi nanti di surga itu bangsa Indonesia semua itu," kata Wapres Ma'ruf, dikutip Selasa 2 Agustus 2022.

Pernyataan Ma'ruf Amin tersebut disampaikan dalam tausiyah pada acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka di halaman Istana Merdeka Jakarta pada Senin malam 1 Agustus 2022.

Ma'ruf Amin mengatakan, hanya dalam proses masuk surga, ada lewati pentahapan. Jika seseorang masih punya dosa, maka dia akan dicuci terlebih dahulu di neraka.

"Ada yang pakai proses, proses pemanggangan, mudah-mudahan saja yang mengalami proses pemanggangan itu sedikit, jangan banyak-banyak," katanya.

"Apalagi kata ulama, tidak ada dosa kecil kalau dilakukan terus-menerus, tidak ada dosa besar kalau dilakukan istigfar," tambah Wapres.

Wapres mengungkapkan membaca istigfar dilakukan sehingga walau mungkin ada maksiat yang dilakukan tapi ujungnya banyak yang kembali ke hadirat Allah SWT

"Mudah-mudahan ini bagian dari kehidupan kita bangsa Indonesia dan dengan doa dan zikir kita malam ini kita kembali bertobat kepada Allah SWT," ungkap Wapres.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengungkapkan nikmat kemerdekaan yang Allah SWT berikan selama 77 tahun terakhir harus disyukuri dengan terus menjaga keutuhan bangsa.

"Untuk itu, kita wajib mensyukuri, menghargai dan berterimakasih kepada para pejuang bangsa. Rasullullah SAW mengatakan, siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia dia juga tidak berterimakasih kepada Allah, menjadi kewajiban kita adalah menjaga bangsa ini tetap utuh," kata dia.

Menjadi kewajiban bangsa Indonesia, menurut Wapres, adalah menjaga bangsa agar tetap utuh.

"Jangan sampai kemudian Allah mencabut menghilangkan cahaya-Nya dan meninggalkan kita dalam kegelapan karena kita saling berselisih, saling membenci dan bermusuhan. Kalau hal itu terjadi, cahaya terang yang kita dapatkan berupa kemerdekaan ini tentu akan kembali gelap," tambah Wapres.

Wapres juga mengajak agar bangsa Indonesia bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan banyak sumber daya alam.

Mq'ruf Amin mengutip pendapat Imam Attobari bahwa 'Allah menjadikan di suatu negeri yang tidak diberikan ke negeri yang lain untuk memberikan penghidupan sebagian manusia melalui perdagangan dari negeri yang satu ke negeri lain'.

"Saya bilang tafsir ini, 'Indonesia banget' karena memang Indonesia diberi Allah banyak yang tidak dimiliki oleh negara lain, seperti produk pertanian, perkebunan, kelautan, tambang," jelas Wapres.

Namun, Wapres menegaskan memang butuh usaha untuk mengolahnya.

"Karena itu yang kita butuhkan adalah 'hamzah wassal', apa itu? 'Hamzah wassal' adalah yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lain sehingga menjadi untaian kata yang indah," tutur Wapres.

Atas tausiyah Wapres Ma'ruf tersebut, Presiden Jokowi pun menyampaikan rasa terima kasih.

"Tadi saya rasa sudah banyak disampaikan oleh Pak wapres mengenai nikmatnya kemerdekaan. Ini enaknya kalau wakil presidennya itu Pak kiai. Makasih Pak kiai, tausiyahnya jelas, jadi saya tidak usah mengulang lagi," ucap Presiden.

Zikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka ini dihadiri sekitar 100 tokoh yang terdiri dari para kiai, habaib, pejabat negara, tokoh berbagai ormas serta tokoh lintas agama. Selain itu, hadir juga 500 jamaah dan santri dari berbagai pondok pesantren di Indonesia

Sejumlah pejabat yang hadir antara lain Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan pejabat terkait lain. (Fin)

  • Bagikan