MAKASSAR, RAKSUL- Kepala Balai Bahasa Sulsel, Yani Paryono menutup pelaksanaan pelatihan guru master bahasa daerah untuk tunas bahasa Ibu yang digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Rabu, 3 Agustus 2022.
Didampingi Koordinator Kegiatan, Dewi Pridayanti, Hani Paryono mengharapkan kegiatan pelatihan guru ini dapat melahirkan guru-guru master dalam pelestarian bahasa daerah di daerahnya, utamanya di bangku pendidikan dan di lingkungan masyarakat.
"Bapak/Ibu guru kami harapkan dapat menularkan ilmunya kepada siswa, rekan sejawat, dan masyarakat umum," pesan Hani Paryono.
Ia juga menekankan, kegiatan yang berlangsung dari 31 Juli hingga 3 Agustus ini dapat mencetak guru-guru bahasa daerah yang andal sehingga bahasa daerah dapat menjadi mata pelajaran yang diidolakan siswa.
"Kami dari Balai Bahasa juga memprogramkan 15 kabupaten/kota untuk bekerja sama dalam pelestarian bahasa daerah. Bapak/Ibu sebagai ujung tombak, tlong disampaikan ke pemda masing-masing," Hani Paryono, mengingatkan.
Secara teknis, Koordinator Kegiatan Dewi Pridayanti mengemukakan, setelah pelatihan ini, para peserta yang berjumlah 251 orang guru yang tersebar di kabupaten/kota Sulsel dan Sulbar ini dapat mentransmisikan ilmu yang diperoleh kepada rekan sejawat melalui pelatihan yang sama. "Kami dari Balai Bahasa akan turun melakukan pemantauan ke daerah-daerah," pesan Dewi, sapaan karib dia.
Diketahui, tindak lanjut kegiatan ini nantinya para siswa akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu II yang digelar Bahasa Bahasa Sulsel.
Pada kegiatan perlombaan yang rencananya digelar Nopember mendatang ini, akan menyajikan perlombaan pidato, puisi, dan mendongeng bahasa daerah kategori putra dan putri yang dibagi ke dalam empat klaster, yakni Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
"Tahun ini kita tambah satu bidang lomba yakni komedi tunggal untuk para guru pendamping," detail Dewi.
Kegiatan sebagai bentuk pengimplementasian merdeka belajar episode ke-17 dalam pelestarian bahasa daerah ini melibatkan 12 orang narasumber dari kalangan akademisi dan budayawan. (*)