“Selain itu, ini juga sebagai langkah pemula antisipasi kelangkaan pupuk di petani, juga sebagai salah satu langkah mendukung Perda Daerah Sul-Sel tentang pertanian organik,” ujarnya.
Rahmansyah menyebutkan bahwa budi daya padi organik dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Gowa dengan total luasan 100 Ha, yaitu Kecamatan Bajeng, Bajeng Barat dan Kecamatan Pallangga.
“Khusus di Desa Manjalling Kecamatan Bajeng Barat ada 5 Ha. Kemudian di Kecamatan Bajeng Desa Lempangan seluas 52 Ha, Desa Pannyangkalang 5 Ha, dan di Kecamatan Pallangga 23 Ha di Desa Panakkukang dan 15 Ha di Desa Julupamai,” kata Rahmansyah.
Berdasarkan lahan yang sudah panen, budi daya padi organik menurut Rahmansyah target tercapai, yaitu mampu menghasilkan 6 ton/ha. Dirinya menyebutkan berat rata – rata Gabah Hasil Panen (GKP) 60 kg perkarung dengan karung ukuran 50 kg.
“Hasil beras yang di giling dengan penggilingan biasa 100 Kg Gabah Kering Giling (GKG) menjadi 66 kg beras. Artinya bulir padi berisi dan kualitas gabah hasil panen bagus dengan rendemen 66 persen,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan kedepan dari 100 Ha ini ditingkatkan 500-1000 Ha di Kabupaten Gowa. Hanya saja menurutnya perlu sarana pendukung, Rice Milling Unit (RMU) kapasitas 1,5 ton/jam dan Dryer (Pengering) kapasitas 30 ton/jam.
“Artinya 30 ton di bagi produksi 6 ton/ha bisa 5 ha panen setiap hari. Untuk itu perlu juga ada dryer di setiap lokasi (desa) sebagai antisipasi panen di musim hujan selain menggunakan lantai jemur dan sisa / limbah dryer (sekam bakar) bisa dijadikan pupuk padat organik,” tambahnya.
Turut hadir dalam Panen Perdana ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Kemal Redindo Syahrul, Ketua DPRD Kabipaten Gowa, Rafiuddin, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Fajaruddin, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Gowa, Asriawan dan jajaran Direksi PD Holding Company Gowa Mandiri. (*)