Covid-19 Belum Berlalu, Begini Tips Dokter Koboi Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin SH MKes, mengimbau masyarakat jangan terlena sebab saat ini wabah Covid-19 belum berlalu, ditambah munculnya varian baru omicron BA4 dan BA5.

Apalagi di musim pancaroba seperti saat ini dimana cuaca mengalami keadaan yang tidak menentu, kadang terik panas namun tiba tiba hujan.

"Dengan kondisi cuaca demikian, seseorang yang tidak sedang berada pada kondisi fit, akan mengalami penyakit penyerta yang biasa datang bersamaan dengan musim pancaroba seperti saat ini," ujar dr Yudi, Rabu (10/8/2022).

Dokter yang akrab disapa Dokter Koboi ini juga menjelaskan bahwa, tubuh seseorang dapat terserang penyakit di musim pancaroba, ditambah Covid-19 masih ada, maka tubuh harus dipaksa untuk terus beradaptasi dengan kondisi cuaca yang sedang terjadi dengan meminum vitamin, berolahraga, dan mencukupi kebutuhan gizi dalam tubuh, tetap jalankan protokol kesehatan.

"Seperti memakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker menjadi hal yang penting agar kita tidak terserang berbagai penyakit yang rentan saat musim pancaroba, misalnya Flu yang gejalanya berupa hidung tersumbat, hidung berair, bersin, batuk, gangguan penciuman, gangguan pengecapan, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan persendian, nyeri kepala, pusing, bahkan bisa sampai sesak, dan muncul beragam keluhan lainnya, Disini juga perlu dilakulan rapid antigen atau swab PCR agar segera di ketahui apakah flu biasa atau terpapar covid-19," imbaunya.

Selain flu, kata dr Yudi, penyakit seperti demam berdarah saat musim pancaroba juga perlu diwaspadai. Sebab, kasus demam berdarah dengue akan mengalami peningkatan, termasuk di Indonesia.

Hal ini dapat terjadi karena nyamuk lebih mudah untuk berkembang biak ketika musim hujan dan cuaca yang lembab. Gejala  yang kerap muncul adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, lemas, mual, muntah, ruam kulit, serta mimisan.

Namun, hal yang perlu diwaspadai adalah komplikasi dari DBD, yaitu perdarahan berat, syok, hingga kematian, sehingga segera perlu lakukan pemeriksaan laboratorium darah selain itu penting untuk mencegah perkembangan populasi nyamuk.

"Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan 3M Plus, yaitu dengan menguras dan menutup tempat penampungan air serta sebisa mungkin mendaur ulang barang bekas," imbuh dokter yang juga Ketua Kempo Kota Makassar ini. 

Lanjut dokter Yudi, selain itu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), seperti batuk, pilek, influenza, dan bronkitis juga perlu dijaga.

ISPA paling sering disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui percikan air liur saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Jika dibandingkan dengan orang dewasa, ISPA lebih rentan dialami oleh balita, sebab sistem imun tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk merespons dan melawan infeksi dengan baik.

Selain balita, lansia dan orang dengan gangguan imun juga berisiko tinggi mengalami infeksi ini.

Gejala yang biasanya timbul adalah hidung tersumbat, sakit tenggorokan, badan lelah, demam, pusing, hingga sesak napas.

"Sebenarnya infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk beberapa kondisi, ISPA juga berisiko menimbulkan komplikasi, seperti pneumonia," papar Kabag Humas dan Kerjasama UIM ini.

Namun sering juga didapati adalah Diare, yang gejalanya bervariasi. Gejala yang paling sering dialami oleh penderita diare perut mulas, buang air besar cair (tinja encer) atau bahkan berdarah, sulit menahan buang air besar, pusing, lemas, dan kulit terasa kering.

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Dengan mengetahui beberapa penyakit penyerta di musim pancaroba diatas, dr Yudi pun berharap masyarakat bisa melakukan berbagai tindakan preventif, agar dapat tetap melakukan aktivitas dengan sehat selama musim pancaroba di tengah pandemik covid-19 yang belum berlalu, dengan cara menjaga badan tetap fit saat Pancaroba, lonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

Makanan yang sehat dan bergizi seimbang, seperti  karbohidrat, protein, lemak , Jangan lupakan sayur dan buah, merupakan sumber makanan kaya akan antioksidan.

Senyawa ini dapat mengoptimalkan fungsi sistem kekebalan tubuh untuk melawan dan menangkal penyakit dan paling utama rutin berolahraga usahakan setiap hari durasi 30 menit atau minimal lima kali dalam seminggu terbukti dapat membantu mengoptimalkan sistem kekebalan dan fungsi tubuh secara menyeluruh di barengi istrirahat yang cukup membuat sel sistem kekebalan tubuh beregenerasi dengan efektif sehingga fungsinya untuk melawan dan menangkal penyakit juga ikut maksimal sebab terbentuk antibody alami.

"Jangan lupa untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi lengkap untuk membentuk Herd Immunity atau kekebalan kelompok ditengah masyarakat. Selain itu, hal ini juga akan meminimalisir risiko terapapar hingga kematian akibat COVID-19," pungkas dokter Wachyudi. (*)

  • Bagikan