Gelar PKM di Bone, Dosen UMI Bahas Pengolahan Daun Kelor untuk Cegah Stunting Hingga Demonstrasi Perawatan Penyakit Kulit

  • Bagikan

BONE, RAKYATSULSEL - Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelar kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Kabupaten Bone.

PKM oleh Tim Pengabdi UMI ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok tani dalam penerapan K3 serta diversifikasi produk olahan daun kelor untuk pencegahan stunting di wilayah pegunungan Kabupaten Bone.

Adapun Tim Pengabdi terdiri dari Dr Yusriani, SKM., M.Kes, Dr Ir Ida Rosada, M.Si, dan Dr dr H Muh Khidri Alwi, M.Kes, serta mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI yang bermitra dengan masyarakat kelompok tani Masseddi Ati, Desa Laccori, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone yang diketuai oleh Bapak Tambare.

Ketua Tim Pengabdi, Dr Yusriani mengatakan, kegiatan PKM ini mendapatkan bantuan pendanaan dari Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek RI Tahun 2022 dan telah disosialisasikan kepada pemerintah serta masyarakat Kelompok Tani Masseddi Ati Desa Laccori.

Kegiatan PKM diikuti oleh 14 orang masayarakat yang merupakan anggota Kelompok Tani Masseddi Ati Desa Laccori. Antusiasme peserta PKM sangat tinggi karena program ini merupakan kegiatan perdana yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja petani.

"Hari pertama adalah pemaparan materi mengenai Personal Hygiene, dilanjutkan materi tentang engenal penyakit kulit serta pemaparan materi mengenai pentingnya penggunaan APD yang dibawakan langsung oleh Dosen Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia yang telah berpengalaman menjadi fasilitator dan mentor," Dr Yusriani.

Dr Yusriani menjelaskan, bahwa personal hygiene sangat penting untuk mencegah penyakit kulit dan dilakukan simulasi cara cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan baik dan benar untuk meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Dr Yusriani mengaku kegiatan PKM ini mendapat respon positif dari Koordinator Kelompok Tani Masseddi Ati dan berharap ada keberlanjutan pada kegiatan berikutnya.

Sementara anggota tim PKM, Dr dr H Muh Khidri Alwi, membahas tentang bahaya penyakit kulit, serta demonstrasi cara perawatan penyakit kulit, sehingga melalui kegiatan ini kesehatan dan keselamatan kerja Kelompok Tani Masseddi Ati Desa Laccori dapat lebih ditingkatkan.

Adapun Dr Ir Ida Rosada, membahas tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani dan cara penggunaannya dengan baik dan benar disertai pembagian APD, kemudian dilanjutkan dengan simulasi cara penggunaan APD.

Pada hari kedua kegiatan PKM dilakukan praktik pengolahan daun kelor menjadi puding kelor, diversifikasi produk olahan daun kelor merupakan sebuah inovasi yang dapat mencegah kejadian stunting, karena daun kelor mengandung zat gizi tinggi.

Praktik ini diharapkan melengkapi kapasitas masyarakat setempat dalam melakukan langkah pencegahan stunting dengan pemanfaatan daun kelor yang banyak tumbuh disekiatar lingkungan masyarakat setempat. Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor.

Perbandingan gram daun kelor mengandung : 7 x vitamin C pada jeruk, 4 x calcium pada susu, 4 x vitamin A pada wortel, 2x protein pada susu, 3x potasium pada pisang.

National Institute of Health (NIH) pada 21 maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit.

Tradisi pengobatan ayuverda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun Moringa Oleifera (Daun Kelor). Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim.

Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejal awal tahun 1980-an telah dimulai. Diversifikasi pengolahan daun kelor menjadi puding kelor dapat menciptakan peluang usaha dari produknya tersebut.

Puding kelor ini merupakan sebuah inovasi baru yang unik dan langka. Selain itu bahan dasar pembuatannya mudah didapatkan, dan menghasilkan produk yang memilki kandungan gizi yang baik, juga memliki nilai jual.

Sekertaris Camat Dua Boccoe, Syahid menjelaskan bahwa Program Kemitraan Masyarakat ini sangatlah diharapkan oleh masyarakat setempat karena kegiatan ini pertama kalinya diselenggarakan di Desa Laccori.

Sehingga, kata dia, mampu meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat untuk menggunakan APD saat bertani, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta melakukan pengolahan daun kelor untuk pencegahan stunting. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version