MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77, Siloam Makassar menghelat bincang sehat melalui Instagram Live dan Zoom Meeting dengan mengkat tema wanita dan kanker.
Bersama dr. John S. L. A. Pieter, S. pB (K) Onk selaku Dokter Spesialis Bedah Onkologi di Siloam Makassar, edukasi kesehatan ini hendak mengingatkan para wanita untuk lebih mawas diri mengenali tanda-tanda kanker yang dapat menimpa siapapun.
Perlu diketahui, kanker merupakan jenis tumor yang mengancam. Awal mula kehadiran kanker dalam diri dapat dikenali dengan adanya benjolan tidak normal dari suatu bagian tubuh yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh itu sendiri. Istilah ini kerap kali disebut juga sebagai tumor.
"Tumor dibagi menjadi dua jenis, yaitu jinak dan ganas. Tumor dapat dikatakan jinak apabila tumbuh lambat, tidak berakar, bagian benjolan mudah digerakkan, tidak sakit, kenyal atau padat berkonsistensi dan permukaan rata dengan batas yang jelas," Kata dr. John Pieter.
Sebaliknya, tumor dapat dikatakan ganas jika tumbuh cepat, berakar sehingga sulit digerakan, konsistensi padat dan keras, dapat menyebar, hingga berpotensi mengakibatkan kematian.
"Umumnya, bagian tubuh yang sering terkena kanker antara lain, leher rahim, payudara, paru, hati, darah, kulit, hidung, dan usus besar. Salah satunya yang perlu diwaspadai adalah kanker pada payudara," ujarnya.
Kanker payudara (Carcinoma Mammae) menjadi 'momok' yang sering terjadi pada wanita. Penyakit ini jarang menimpa pria. Bila ada perubahan bentuk atau ada rasa sakit pada bagian sekitar, kondisi tersebut perlu diwaspadai.
Deteksi dini penting dilakukan. Tak hanya berpatokan pada kanker payudara saja, melainkan jenis kanker lainnya yang berpotensi timbul dalam tubuh.
"Diagnosis kanker dapat berupa tindakan anamnesis, pemeriksaan fisis, mammografi, dan USG. Secara lebih lanjut, terapi pengobatan penyakit ini meliputi, tindakan operasi, penyinaran, kemoterapi, hormonal terapi, dan immuno terapi," tuturnya
Pada stadium dini (kuratif), tindakan pengobatan dapat dilakukan melalui BCT, MRM dengan adjuvant kemoterapi, radioterapi, hormonal terapi. Sedangkan pada stadium lanjut (paliatif), tindakan pengobatan yang utama adalah hormonal terapi dengan tambahan radioterapi atau kemoterapi, serta operasi.
"Pentingya deteksi dini karena prognosis untuk kemungkinan hidup berkisar 5 tahun. Stadium 1 berkisar 90-95%, stadium 2 berkisar 70-75%, dan stadium 3 & 4 berkisar 10-25%," tutupnya. John Pieter.