SIDRAP, RAKYATSULSEL. CO - Bupati Sidrap, H Dollah Mando melakukan launching proyek perubahan Inovasi Sabahat Stunting di Ballroom, Hotel Grand Sidny, Pangkajene, Kecamatan Maritenggae, Sidrap, Senin, 29 Agustus 2022.
Inovasi sahabat stunting yang digagas oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap, Dr Ns H Basra S.Kep.,M.Kes turut dihadiri Ketua DPRD Sidrap, H Ruslan, Kapolres Sidrap, AKBP Erwin Syah.
Hadir pula, perwakilan dari Kodim 1420 Sidrap, Kejari Sidrap, serta sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan Kepala Puskesmas se-Sidrap.
Penjabat Sekda Sidrap, H Basra sekaligus sebagai reformer dalam proyek perubahan sahabat stunting mengatakan, sahabat stunting adalah replikasi dari program pusat BKKBN yaitu Tim Pendamping Keluarga (TPK), Pepres No 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses komulatif, yang terjadi sejak kehamilan hingga berusia 2 tahun atau 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
H Basra yang juga merupakan Kadis Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Sidrap menyampaikan bahwa faktor penyebab langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi.
"Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pola asuh, pelayanan kesehatan, ketersediaan pangan, faktor budaya, ekonomi," ucapnya.
Hal tersebut mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Hasil SSGI (Survei Status Gizi Indonesia ) Tahun 2021, Indonesia memliki data 24,4% balita stunting, Propinsi Sulawesi Selatan 27,4% balita stunting, sedangkan kabupaten Sidrap berada diposisi 25,4% Balita Stunting.
Hasil e-PPGBM (Elektronik Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Tahun 2021: 7,12% (1.944) balita stunting dari jumlah balita yang diukur 27. 295 balita.
Dalam rangka percepatan penurunan stunting maka tahun 2024 prevalensi stunting di Sidrap diharapkan turun menjadi 14% kasus balita stunting dari jumlah Balita.
Informasi awal data balita stunting di 10 Desa/Kelurahan Lokus adalah 368 balita dari seluruh jumlah balita yang ada di 10 Desa/Kelurahan Lokus yaitu 3.762 balita.
Untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting di Sidrap, kata H Basra, maka dibutuhkan sebuah ide, gagasan atau inovasi sahabat stunting yang menjadi ujung tombak dan actor penting dalam percepatan penurunan kasus balita stunting di Sidrap sebagai manifestasi tanggung jawab negara dalam mencetak generasi sehat, cerdas dan berkualitas.
Sahabat Stunting adalah reflikasi dari program pusat BKKBN yaitu Tim Pendamping Keluarga (TPK), di mana satu tim terdiri dari 1 PKK, 1 Kader KB, dan 1 Bidan, sasarannya adalah keluarga, Tehnis pendampingan sasaran terkadang tertutup menyampaikan masalahnya ke TPK.
Yang berbeda adalah Sahabat Stunting satu tim terdiri dari 2 tenaga kesehatan, 5 Kader, dan 2 tokoh masyarakat. Sasaran pendampingannya adalah ibu hamil, ibu nifas, balita, dan remaja puteri, tehnis pendampingan sasaran lebih terbuka menyampaikan masalahnya kepada Sahabat Stunting.
"Jadi Sahabat Stunting berbeda dengan TPK (Tim Pendamping Keluarga) baik dari segi jumlah tim dan perwakilan maupun dari sasaran, dan tehnis pendampingannya," ujarnya.
Untuk mewujudkan percepatan penurunan balita stunting, kata H Basra dibutuhkan inovasi sahabat stunting sebagai tanggung jawab negara dalam mencetak generasi sehat, cerdas dan berkualitas.
Dikatakannya, untuk jangka pendek dari program tersebut yakni 2 bulan ada penurunan kasus balita stunting di 10 desa/kelurahan.
Kemudian jangka menengah 1 hingga 2 tahun angka kasus balita stunting di 53 desa/kelurahan juga bisa turun. Selanjutnya jangka panjang 3 hingga 5 tahun kasus balita stunting bisa turun di 106 desa/kelurahan di 11 Kecamatan di Sidrap.
Sementara itu, Bupati Sidrap, H Dollah Mando yang juga sebagai mentor proyek perubahan ini berharap melalui program inovasi sahabat stunting bisa menurunkan kasus stunting di Kabupaten Sidrap.
"Ini menjadi salah satu bagian dari komitmen bersama dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan, termasuk upaya menyiapkan generasi cerdas, sehat dan produktif," ucapnya.
Dikatakannya, bahwa peran seluruh stakeholder diharapkan mampu wujudkan salah satu misi Bupati 2018-2023 yaitu meningkatkan kualitas dan akses layanan dasar pendidikan, kesehatan dan penyediaan lapangan kerja. (Rid)