Pertama, memenuhi kuota 30 persen. Faktor kedua, menjadi pendongkrak suara partai politik. Dua faktor ini menjadi magnet kuat mengapa istri kepala daerah diidolakan oleh partai politik.
"Perihal peluang, apakah istri kepala daerah mutlak lolos? Tentu tidak. Berkaca dari banyak pengalaman terutama di Sulsel," katanya.
Menurutnya, pemilu 2019 lalu ada beberapa istri kepala daerah masuk dalam bursa Pileg DPR RI. Alhasil ada beberapa yang tak lolos. Seperti Erna Rasyid istri Wali Kota Parepare Taufan Pawe. Istri Iksan Iskandar Bupati Jeneponto Hj Hamsiah Iksan.
"Faktor utama ketidak lolosan mereka karena faktor pengaruh sang suami yang tak begitu besar. Sehingga mereka tidak mampu keluar jadi pemenang Pileg. Lain halnya ibu Hasna Syam istri Bupati Barru ataupun Aliyah Mustika Ilham Istri mantan Wali Kota Makassar. Kekuatan sang suami menjadi kunci kemenangan mereka dalam Pileg," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto menilai, istri kepala daerah jika berkeinginan maju caleg maka akan menghadapi berbagai tantangan.
Pertama, masa jabatan suami akan berakhir, selain itu persaingan melawan petahana, kemudian persaingan internal partai di dapilnya. Serta persaingan sesama parpol lain.
"Tentu ada tantangan dihadapi nantinya. Tidak ada yang istimewa, istri kepala daerah sama seperti caleg lain," katanya.
Menurutnya, berstatus sebagai istri kepala daerah bukan jaminan untuk terpilih. "Meskipun suaminya kepala daerah itu bukan jaminan. Apalagi, 2024 ada beberapa kepala daerah sudah tidak menjabat lagi," jelasnya.
Attock menilai peluang istri kepala daerah untuk terpilih sama saja dengan caleg lainnya. "Tetap harus massifkan sosialisasi dan tidak melulu mengandalkan kekuasaan suami. Istri kepala daerah juga harus siap bertarung dengan caleg incumbent yang sudah memiliki modal politik yang kuat," terangnya.
Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif mengatakan, sejauh ini NasDem sudah merampungkan komposisi bacaleg. Ia mengaku mengakomudir sejumlah figur perempuan. Baik istri kepala daerah maupun aktivis perempuan lainnya yang bergerak di bidang sosial.