"Program ini juga melihat tingkat pecandu, tidak serta merta para pengguna akan dimasukkan ke dalam pusat rehabilitasi, tetapi juga melakukan konseling atau rawat jalan, nah program ini merupakan dari program intervensi berbasis masyarakat," jelasnya.
Ia menegaskan, BNN RI tetap berpedoman pada undang-undang nomor 35 tahun 2009 terkait tentang penanganan pecandu dan penyalahguna narkoba meskipun masih dalam tahapan revisi. Harapannya pengguna yang biasanya di jadikan sebagai tahanan diharapkan masuk ke dalam rehabilitasi.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan keprihatinan terhadap masyarakat Sulawesi Selatan dalam sambutannya pada acara tersebut.
Masyarakat yang berada di lembaga pemasyarakatan, kata Andi Sudirman hampir 80 didominasi pengguna narkoba bahkan angka penggunaan narkoba, lebih banyak dari pada kasus kriminal lainnya.
"Saat ini BNN dengan Pemerintah Sulsel tengah bekerja sama dalam upaya pengurangan tingkat penggunaan narkoba dengan merencanakan program menantu bersih narkoba," terangnya.
Sekadar diketahui, dalam rapat kerja deputi bidang rehabilitasi ini juga memberikan penghargaan kepada petugas rehabilitasi terbaik yang terpilih atas profesionalismenya dalam memberikan layanan rehabilitasi.
Penghargaan juga diberikan kepada kepala satuan kerja dengan kebijakan serta program bidang rehabilitasi terbaik dalam leadership award in rehabilitation.
Selain memberikan penghargaan, pada rapat kerja ini BNN juga menerima penghargaan dari Global Centre of Credentialing & Certification (GCCC) atas dukungan terhadap program sertifikasi para praktisi bidang rehabilitasi bagi penyalah guna narkoba.
Melalui rapat kerja ini, BNN khususnya Deputi Bidang Rehabilitasi berharap dapat mengidentifikasi sumber daya dan inovasi dalam pemberian layanan rehabilitasi yang berkualitas bagi penyalah guna narkoba serta meningkatkan kualitas petugas pelaksana rehabilitasi agar professional dan menjunjung etika profesi untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba). (Abu Hamzah)
