Lebih lanjut, Nancy menjelaskan, masalah tuberkulosis bukan hanya masalah kesehatan, tetapi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan sosial. Seperti penginfeksiannya, tuberkulosis banyak menjangkit masyarakat miskin yang tinggal di kawasan kumuh.
Pengentasan TBC maka juga harus melakukan perbaikan ekonomi pada masyarakat yang mengidapnya. Karenanya, perlu ada upaya bersama untuk mempercepat penurunan angka kasus TBC di Indonesia.
"Faktor kemiskinan, faktor ekonomi ini masih banyak perannya untuk penyakit TBC. Sehingga kita bisa bilang TBC bukan hanya masalah kesehatan. Oleh karena itu butuh multi sektor. Dari pentahelix berbagai sektor terlibat untuk mengatasi berbagai dampak akibat TBC," jelasnya.
Nancy menjelaskan penyakit TBC, juga memiliki keterkaitan erat dengan permasalahan stunting. Dia menerangkan, sebaran penyakit TBC maupun yang stunting di seluruh Indonesia beririsan erat.
Karena permasalahan penyakit TBC, dan stunting saling berkaitan, maka kata Nancy, sangat diperlukan peran multi sektor untuk penanggulangannya di dalam hal penanganan faktor kemiskinan serta faktor kesehatannya.
Menurutnya, dengan adanya amanat dalam Perpres 67 Tahun 2021, maka perlu ada peran serta komunitas dan multisektor dalam bentuk wadah kemitraan, yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku kepentingan, serta komunitas di daerah.