MASAMBA, RAKYATSULSEL - Para pelajar di Kabupaten Luwu Utara diminta untuk memperkaya literasi kebencanaan demi meningkatkan mitigasi bencana.
Indonesia, termasuk Luwu Utara, dikenal sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana alam, sehingga literasi kebencanaan mutlak harus dikuasai, termasuk para pelajar.
“Kita harap adik-adik mampu memanfaatkan media untuk memperkaya literasi kebencanaan,” kata Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani saat membuka Literasi Bencana dan Simulasi Tanggap Darurat Bencana di Aula La Galigo Kantor Bupati, Selasa (30/8).
Indah mengakui, kemampuan literasi kebencanaan masih rendah, sehingga menjadi kewajiban semua pihak untuk selalu meng-upgrade kapasitas masing-masing.
Salah satu upaya mitigasi yang telah dilakukan Pemda Kabupaten Luwu Utara adalah dengan membentuk Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Kabupaten Luwu Utara.
“Kami juga membentuk yang namanya SSB. Dalam waktu yang tak terlalu lama, saya akan panggil Dinas Pendidikan bersama Kepala Sekolah SMP, SD bahkan PAUD, untuk menyusun dan memastikan semuanya membentuk SSB,” jelasnya.
Tak hanya SSB, ia juga berharap dilakukan Training of Trainer (ToT), yang pesertanya wajib melakukan proses desiminasi. Setelah itu, menyebarluaskan apa yang telah didapatkan.
“Kita harap kegiatan ini metodenya meaningfull and joyfull learning. Jadi, pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Ini metode luar biasa yang terus kita dorong,” imbuhnya.
“Terima kasih kepada Pusat Studi Kebencanaan Unhas. Saya kira ini adalah langkah awal untuk langkah-langkah besar yang akan kita lakukan dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat yang ada di Luwu Utara, termasuk para peserta ini,” pungkasnya.
Diketahui, kegiatan ini diinisiasi Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin, bekerja sama dengan Disaster Management Center (DMC) Ikatan Alumni Teknik Unhas (Ikatek Unhas). (*)