SIDRAP, RAKYATSULSEL - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada sejumlah sektor, namun tidak bagi sektor pertanian dan peternakan, bahkan saat BBM naik Petani dan Peternak di Kabupaten Sidrap justru mengeluh sebab harga telur dan gabah mereka turun.
Hal itu di ungkapkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) H Bahrul Appas, saat dihubungi, Rabu Pagi (7/9/2022).
Legislator Partai NasDem tersebut menyayangkan kondisi itu, karena merugikan para petani dan peternak. Menurutnya dengan kondisi BBM yang naik, petani dan peternak seharusnya memperoleh harga yang pantas, apalagi sekarang musim panen padi.
"Misalnya petani, sekarang kan musim panen, harga gabah seharusnya naik, tapi justru turun, pada musim tanam kemarin saat harga BBM belum naik, para petani kita sudah mengeluhkan tingginya biaya proses produksi, apalagi dengan kondisi BBM yang saat ini naik, petani kita akan jauh dari kata sejahtera," katanya dengan nada kecewa.
Saat ini harga gabah Rp4.600 dari harga sebelumnya Rp4.800. Sementara itu H. Bahrul Appas yang juga Anggota DPRD Fraksi NasDem tersebut juga menyampaikan kondisi yang sama dialami peternak telur ayam ras yang harganya turun sejak tiga hari yang lalu, saat ini harga telur Rp 46.000, dari harga sebelumnya Rp50.000 – Rp51.000/rak, turun sekitar Rp4.000 - Rp5.000 rupiah per raknya.
"Dengan kondisi kenaikan BBM ini tentu peternak petelur akan menjerit, ya, karena biaya produksinya semakin tinggi, mulai dari pakan, obat-obatan, distribusi segala macam akan naik," ungkapnya.
Karena itu, Anggota Komisi II DPRD Sidrap ini meminta pemerintah untuk tidak tinggal diam dan membantu para peternak dan petani yang mengalami kondisi sulit tersebut, karena itu merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2020 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. (Rid)