TAKALAR, RAKYATSULSEL - Beberapa pekan terakhir, masyarakat Indonesia diresahkan dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya lonjakan harga BBM tersebut mengalami kenaikan yang signifikan.
Hal itu sontak menjadi perhatian penuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Takalar, hingga melakukan aksi damai bertajuk Flash Mob di sepanjang jalan Pari'risi, Kelurahan Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Sabtu (10/9).
Aksi penolakan di mulai sejak siang hingga sore hari dan di hadiri oleh puluhan kader PKS Takalar dengan membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap kenaikan BBM bersubsidi.
Ketua PKS Takalar, Rahman Syarif dalam orasinya menyebutkan kebijakan ini adalah kebijakan yang tidak pro kepada rakyat, tapi justru menyengsarakan rakyat.
Selain itu, ia juga mengatakan masyarakat baru saja keluar dari krisis Pandemi Covid-19 dan ekonomi menuju pulih, namun dengan kenaikan BBM tersebut justru menghasilkan masalah baru untuk rakyat.
“Kebijakan kenaikan BBM bersubsidi yang hanya akan meningkatkan kemiskinan-kemiskinan baru, kebijakan yang hanya menghasilkan pengangguran-pengangguran baru, maka dari itu kami tegas menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," kata Rahman Syarif, Minggu (11/9).
Sebelumnya, aksi penolakan Fraksi PKS terhadap kebijakan tersebut terlihat dengan Walk Out-nya dari ruang rapat paripurna di tengah Fraksi PKS lain mendukung kenaikan BBM subsidi 6 September lalu.
“Teman-teman kami di parlemen sudah menyampaikan aspirasi mereka, tetapi itu tidak cukup. Tidak cukup dengan segelintir tema-teman kita, disaat Fraksi lain tetap mendukung kenaikan BBM ini," tukasnya.
Rahman Syarief juga mempertanyakan dimana keberpihakan pemerintah saat ini. “Yang menjadi pertanyaan kita, pemerintah ini pronya kemana? pro dengan siapa? Ataukan pro terhadap oligarki. Hidup rakyat Indonesia,” tegasnya. (Adhy)