MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Para lembaga adat passereanta kerajaan Islam kembar Gowa Tallo menemui Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo. Mereka adalah para Gallarrang Tujua dan Tumbu Appaka Kerajaan Tallo.
Kedatangan para lembaga adat passereanta Kerajaan Tallo itu disambut dengan penuh rasa kekeluargaan oleh Rudianto Lallo di rumah jabatan Ketua DPRD Makassar, Jalan Letjen Hertasning, Rabu (14/9).
RL akronim dari Rudianto Lallo yang merupakan putra asli Makassar (Lakkang) menerima para Gallarang dan Tumbu Appaka di ruang tamu rumah jabatan ketua DPRD Makassar.
Ketua DPRD Makassar ini banyak mengisahkan sejarah tentang kerajaan Tallo dan sejarah masuknya Islam di kerajaan itu hingga penyebaran Islam diterima oleh kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan.
"Hari ini kita bersyukur dapat hadir bersama para Gallarang dan Tumbu Appaka kerajaan Tallo. Ini Satu kebahagian buat saya, sebagai putra Makassar," kata Rudianto.
Rudianto Lallo yang juga putra asli Lakkang ini dihadapan para pengurus Lembaga Adat Pasereanta Firma Sombali Kerajaan Islam Kembar Gowa Tallo banyak mengisahkan tentang kehebatan para raja-raja Tallo di masanya hingga pada akhirnya para keturunan raja Tallo banyak meninggalkan kerajaannya akibat dari perjanjian Bongaya. Dimana saat itu kerajaan Gowa takluk ditangan penjajah belanda.
"Untuk mengenang kehebatan raja Tallo. Bapak ibu para Gallarang dan Tumbu Appaka. Nama ruang ini saya beri nama Karaeng Matoayya," kata Rudianto.
Rudianto Lallo berharap nama-nama jalan di Makassar juga diberikan nama para raja Tallo yang termasyur di zaman.
"Makassar ini kampung halaman kita, Jangan lah kita seperti tamu. Tapi jadikanlah Makassar tempat kita membangun dan menjaga budaya kita sendiri. Jalan di Makassar ini sebaiknya diberikan nama-nama para raja Tallo, Supaya apa? Supaya anak-anak kita kelak masih ingat sejarah besar kerajaan Tallo," tutur kader NasDem ini.
"Terus terang saya merasa sedih. Baru-baru ini saya mengunjungi Balla Lompoa Barrombong. Saya berkunjung sekaligus berziarah ke pekuburan para kesatria dan para punggawa pegawal Raja I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Muhammad Bakir Sultan Hasanuddin raja Gowa XVI," ujar Rudianto.
RL--akronim namanya juga merasa miris hingga saat ini Kerajaan Tallo tidak memiliki Balla Lompoa. "Ada Balla Lompoa Barombong. Kerajaan Tallo hingga saat ini belum memiliki Balla Lompoa. Ini juga yang membuat saya miris. Saya berharap kepada para gallarang dan Tumbu Appaka, untuk berupaya agar Kerajaan Islam terbesar ini bisa memiliki Balla Lompoa," tuturnya.
Mendengar apa yang disampaikan Ketua DPRD kota Makassar itu. Ketua Lembaga Adat Pasereanta Firman Sombali Kerajaan Islam Kembar Gowa Tallo pun mengatakan berharap Kerajaan Tallo kedepan telah memiliki Istana Balla Lompoa.
"Kami memiliki lahan tanah milik Kerajaan Tallo di Campagayah. Saat ini lahan itu ditempati oleh para penggarap, itu sudah kami sepakati dengan para penjaga lahan akan dibangun Balla Lompoa," ungkap Andi Iskandar.
Mendengar itu Rudianto lalu mengatakan dirinya akan memanggil Kepala Dinas Kebudayaan Makassar. "Nanti saya pangil Kadis Kebudayaan, untuk membicarakan rencana pembangunan Balla Lompoa," kata Rudianto Lallo.
Apa yang disampaikan Ketua DPRD Makassar itu mendapat sambutan. Rasa haru pun dirasakan para Gallarang dan Tumbuh Appaka Kerajaan Islam kembar Gowa Tallo. "Saya akan bicarakan dengan Wali kota Makassar, Kebetulan pak Wali punya perhatian besar terhadap Kebudayaan Makassar, itu dibuktikan melalui ivent tahunan F8," beber Rudianto.
Terrah (Turunan) para Gallarrang Tujua dan Tumbu Appaka telah menggelar silahturahmi yang berlangsung di Jalan Datu Ditiro No.8, Kelurahan Kalukuang, Kecamatan Tallo, Ahad (28/8) lalu.
Karaeng Lembang Parang Sombayya ri Gowa, Raja Gowa ke 38, Andi Kumala Idjo. Ketua Lembaga Adat Pasereanta Firma Sombali Kerajaan Islam Kembar Gowa Tallo, Dihadapan Raja Gowa menyampaikan rencana pemilihan raja Tallo ke 39 sebagai pelanjut tahtah kerajaan Tallo pasca sepeninggalnya Raja Tallo ke 38 Brigjend Purn. TNI-AD Andi Ondang.
Andi Kumala Idjo menyambut baik rencana itu. Tapi Raja Gowa itu mengatakan alangkah baik nya perlu adanya Balla Lompoa (Istana) bagi Raja Tallo nantinya.
"Alangkah baiknya dibangun dulu Balla Lompoa, Istana buat Raja Tallo yang baru, Ada Raja tapi tidak memiliki Istana itu kan juga kurang elok," tutur Andi Iskandar meniru perkataan Raja Gowa.
Diketahui rencana pembangunan Balla Lompoa akan berdiri di kawasan situs bersejarah Kerajaan Tallo.
Istana Balla Lompoa Kerajaan Tallo Ikon Baru di Kota Makassar. Rumah adat Kerajaan Tallo (Balla Lompoa) nantinya akan menjadi ikon baru di kota Makassar. Tujuannya untuk melestarikan budaya dan benda-benda bersejarah peninggalan raja Tallo ini tentunya untuk menarik para wisatawan baik lokal maupun manca negara.
Tidak hanya itu, kehadiran Istana Balla Lompoa nantinya untuk menambah khasanah para Pelajar dan Masyarakat untuk dapat menimba ilmu pengetahuan agar mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Tallo dan Para Raja Tallo di eranya.
Menurut Andi Iskandar nantinya bila Balla Lompoa telah berdiri akan disimpan benda-benda bersejarah milik para Raja Tallo. Selain itu tiap tahun nya bakal digelar A’tammu Tau.
“Nanti di Istana Balla Lompoa, Raja Tallo, Tiap tahun nya digelar A’tammu Tau, itu berlangsung tiap 1 Muharram dan Di tanggal 22 September tiap tahun nya, Digelar peringatan masuknya Islam di kerajaan Tallo, itu juga nantinya dilakukan kirab benda bersejarah milik kerajaan Tallo,” tutur Pelaksana (Plt) Tugas Raja Tallo ini. (*)