MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kesatuan Pemuda Indonesia (Kesatuan Pemuda Indonesia) telah melaksanakan Obrolan Publik dengan agenda bincang BBM, dampak atau solusi di kedai Kafe U Jalan AP. Pettarani B13, Makassar, Kamis (15/9).
Pada kesempatan itu, hadir sejumlah perwakilan Organisasi Kepemudaan dan mahasiswa. Sementara, narasumber diskusi publik itu Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel Riswan Muchsin.
Ketua KPI Jabal Nur menjelaskan, aksi penolakan kenaikan BBM mestinya kuat dikonsolidasi. Tujuannya, demo yang dilakukan para pemuda dan mahasiswa dapat meraih empati dari masyarakat.
Tak hanya itu, kata Jabal, pemuda dan mahasiswa juga harus memasifkan sosialisasi. Minimal di lingkungan keluarga serta di lokasi tempat dilakukan unjuk rasa.
"Coba setiap mahasiswa, lakukan sosialisasi kecil-kecilan di lingkungan keluarga tentang dampak dan solusi yang harusnya di tempuh terkait BBM saat ini, secara tidak langsung itu bisa merekrut massa untuk ikut serta melakukan aksi," ungkap Jabal.
Jabal menekankan aksi yang terkonsolidasi dengan baik, tentunya menjadi sebuah kekuatan yang besar untuk menyampaikan sebuah tuntutan. Apalagi, demo seperti ini dibutuhkan peran serta dari masyarakat.
"Meski tidak langsung ke jalan, masyarakat akan ikut membantu para pemuda dan mahasiswa seperti memberikan minum kepada massa aksi dan itu akan sangat lebih berarti dan lebih seksi jika semua elemen sadar dengan dampak ini," tukasnya.
Sementara, Aktivis Difabel Abd Rahman menyampaikan jika semua elemen dilibatkan dalam aksi seperti penyandang difabel tentunya menjadi suatu kekuatan untuk sebuah gugatan.