MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Menanggapi tudingan Perseroda Sulsel yang menyebut Riyan Latif sebagai Broker Lahan dan eks pedagang Solar di Tambang PT Vale, ternyata berbuntut panjang.
"Kenapa saya disebut broker pada hal saya ini tidak punya hak mengambil keputusan dan bukan juga pengambil kebijakan? Ini yang saya pertanyakan ke Perseroda, jangan sembarangan menuduh dengan bahasa broker, jangan-jangan Perseroda yang broker, karena dia yang masuk dalam kekuasaan, bukan saya," tegas Riyan Latif membantah pemberitaan yang beredar, Minggu (18/9/2022).
Lebih lanjut, Ryan Latief yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (DEIT) ini, juga meluruskan pemberitaan yang beredar terkait keterlibatan dirinya di PT Vale.
Menurutnya, itu cara tidak benar dimainkan oleh oknum tertentu dengan membawa-bawa namanya dengan PT Vale.
"Jadi, broker ini yang merupakan broker lahan, nah sekarang siapa yang broker lahan itu? siapa sebenarnya yang mengambil uang dan menjanjikan orang blok, ini kan tidak benar. Ini yang jadi pertanyaan saya," tegasnya.
Lanjutnya, sebagai hak jawab atas pemberitaan yang berkembang, dia juga mengatakan kalau memang broker minyak itu ada, karena memang saat itu kebutuhan Perseroda terkait BBM industri.
Namun menurutnya, itu untuk kebutuhan yang mereka pakai sendiri. Akan tetapi, ada perusahaan dan rekannya yang menawarkan ke Perseroda dan ternyata belakangan baru diketahui kalau Perseroda yang mau mensuplai minyak.
"Artinya kan Perseroda yang mau menjual minyak ke PT Vale," ujarnya.
"Pertanyaan saya apa Perseroda sudah memiliki izin jual beli minyak? Kan tidak sembarangan juga menjadi distributor minyak harus memiliki izin niaga umum di KLBI nya tercantum bahwa dia punya jenis usaha jual beli minyak. Nah yang menjadi pertanyaan dengan melihat fakta ini siapa yang broker sebenarnya. Justru kami pertanyakan posisi Perseroda seperti itu jadi supaya terang benderang harus terkonfirmasi dengan fakta yang ada," terangnya.
Riyan Latif juga menjelaskan, pada Agustus 2021, dirinya menggandeng salah satu investor untuk membangun smelter dan sampai saat ini tetap progres itu berjalan.
"Jadi, kami mengingatkan perseroda supaya taat hukum jangan mengambil uangnya orang, itukan bahaya. Saya rasa hal ini siapapun yang mendengarkan klarifikasi saya terutama penegak hukum untuk melakukan audit terhadap Perseroda ini berbahaya," sarannya.
Disebutkan, pihaknya ini selaku investor sudah siapkan anggaran 30 T untuk bangun industri dan mengajak Perusda Luwu Timur.
"Tapi tentu niat baik ini berangkat dari keinginan membangun daerah, tapi malah diberitakan tidak benar. Kan ini berbicara untuk kebaikan bersama untuk kebaikan Sulsel. Jadi dia (Perseroda) harus klarifikasi secara fakta, jangan menyerang pribadi," ujar Riyan.
Dia selaku masyarakat Sorowako Lutim juga Ketua Buruh disana, dimana anggotanya banyak yang menjadi karyawan PT Vale, maka tugasnya melindungi masyarakat setempat.
"Yang harus dilakukan soal PT Vale ini dievaluasi apa saja yang perlu dibenahi agar masuk dan dimodifikasi kalau ingin perpanjang kontrak karya PT Vale," terangnya.
"Seperti perubahan harga sewa, lahan, gaji, dan kesejahteraan buruh di tingkatkan. Saya juga tidak setuju tanpa ada evaluasi tapi saya menolak kalau dihentikan perpanjangan," pungkas Riyan. (*)