Di sisi lain, Adnan dianggap punya kharisma yang luar biasa dikalangan pemilih. Dengan sebagian besar pemilih fanatik berasal dari kalangan perempuan dan kelompok-kelompok Islam.
"Selain punya kharisma luar biasa, dia juga punya jaringan politik yang mumpuni, hingga ketingkat nasioanl, apalagi pamannya (Syahrul Yasin Limpo) sekarang menjabat menteri, dan punya posisi yang kuat di NasDem," tuturnya.
Sementara Danny dianggap tak memiliki jaringan yang kuat di tingkatan Nasional. Kalau kelemahan Danny, dia tidak punya jaringan politik nasional yang mumpuni.
"Sehingga dia dipecundangi dalam persoalan partai kemarin di 2018, justru Adnan punya akses politik nasional," terangnya.
Lanjutnya, jika keduanya disatukan maka Adnan bisa mengakses jaringan politik hingga ke tingkat nasional. Sementara Danny akan berfokus untuk merangkul pemilih dari kalangan akar rumput.
"Maka saya mengasumsikan bahwa mereka akan menjadi pasangan sangat potensial untuk saat ini," terangnya. (Suryadi Maswatu)