MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Manajemen PT Sulsel Citra Indonesia (PERSERODA) angkat bicara terkait pernyataan pengusaha tambang, Ryan Latief disejumlah media yang menyebutkan bahwa dirinyalah yang pertama kali diundang untuk bertemu membahas kerjasama antar perusahaan terkait lahan tambang dan solar.
Sekretaris Perseroda Sulsel, Andi Rio mengungkapkan bahwa pernyataan Ryan Latief yang mengatakan Perseroda pertama kali mengundang untuk bertemu merupakan sebuah kobohongan publik karena menurutnya, justru Ryan Latief menginisiasi pertemuan pertama dengan cara menghubungi langsung Direktur Utama (Dirut) Perseroda.
"Bohong besar itu pernyataan Ryan Latief, karena dia yang pertama chat ke pak Dirut minta waktu untuk bertemu, semua jadwal pertemuan pak Dirut dalam rangka urusan kantor melalui saya sebagai sekretaris perusahan, jadi saya tahu persis jadwalnya beliau. Ryan Latief pertama kali chat pak Dirut bulan Juli 2021, lalu 29 Juli, 18 September, 1 November, di bulan Februari 2022 terakhir pada bulan Maret 2022," beber Andi Rio, Minggu (18/09/22).
Lanjut Andi Rio juga menjelaskan, permintaan Ryan Latief untuk bertemu dengan Dirut Perseroda dilakukannya berulang kali dan bahkan Ryan Latief juga pernah meminta pada Dirut Perseroda untuk di pertemukan dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
"Bukan satu dua kali dia minta ketemu sama pak Dirut, berulang kali dia WA dan juga dia pernah meminta untuk di pertemukan dengan pak Gub. Jadi janganlah memutar balikkan fakta seolah PERSERODA yang mengemis minta waktu untuk bertemu karena kami punya bukti lengkap soal itu," jelasnya.
Sebelumnya, pengusaha pertambangan Ryan Latief keberatan atas pemberitaan yang menyebut dirinya sebagai broker atau makelar lahan tambang eks PT Vale Indonesia.
Ryan mengatakan dirinya yang diundang PT Perseroda melalui perusahaan miliknya pada bulan Agustus tahun 2021, dari pihak Perseroda Sulsel terkait pengelolaan lahan tambang eks PT Vale di Sorowako.
"Tidak benar saya mengejar-ngejar Perseroda, karna yang mengundang saya rapat Perseroda, tidak pernah saya bermohon ke Perseroda baik secara resmi atau pun lisan maupun tertulis. Bahkan saya masih ada buktinya saat kami diundang sama Yasir (Dirut Perseroda) karna kita berteman, undangannya via WA," jelasnya.
Lanjut dalam penyampaianya, ia mengatakan bahwa Rapat pertama beliau tidak hadir karna kurang sehat tapi ada pak Sawedi yang mewakili saya, baru undangan rapat kedua beliau tindak lanjuti.
Rapat kedua, dia bisa hadir dan pada rapat kedua dirinya kaget juga mendengar penyampaian Dirut Perseroda bahwa menerima panjar dari salah satu cukong yang ingin mengambil blok Lutim.
"Sehingga saya berkata bahwa untuk proses blok yang ada di Lutim harus patuh terhadap undang no 3 tahun 2020, proses lelang WUPK jadi harus melalui proses lelang kalau ambil panjar dari cukong itu bahaya tidak sesuai dengan prosedur," tuturnya. (*)