Itu, antara lain DAS Silariang yang mengaliri Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Sulawesi Tengah, DAS Budong-Budong yang mengalir ke Provinsi Sulawesi Barat, DAS Karama yang mengalir ke Provinsi Sulawesi Barat dan sebagian ke Provinsi Sulawesi Selatan serta DAS Rongkong yang mengalir ke Provinsi Sulawesi Selatan.
Terpisah, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriyani menjelaskan, wilayah Seko dan sebagian Rongkong merupakan jantung Pulau Sulawesi karena secara geografis, posisinya berada pada sentral pulau Sulawesi yang berbatasan langsung dengan tiga wilayah Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.
Hal ini menurutnya mungkin menjadi salah satu faktor dari kekayaan alam dan hayatinya. Pulau Sulawesi dalam peta keanekaragaman hayati dunia diketahui memiliki posisi dan peranan penting khususnya terkait dengan tingginya tingkat endemisitas spesies.
Hal ini disebabkan oleh isolasi biogeografi Pulau Sulawesi sejak dahulu. Keberadaan Selat Makassar sebagai pemisah garis Wallace, kemudian menjadi benteng alam yang sulit ditembus oleh penyebaran fauna dari wilayah barat yang menjadi sebab tingginya tingkat endemisitas spesies di pulau ini, dan salah satu habitatnya terletak di hutan pegunungan Gandang Dewata.
“Untuk menjaga kekayaan alam tentu bukan tugas dari masyarakat sendiri atau hanya diserahkan pada pengambil kebijakan saja, tapi juga dibutuhkan kerjasama semua pihak khususnya untuk mempertahankan kelestarian nilai-nilai kearifan lokal, adat maupun agama yang pasti selaras dengan pelestarian alam yang dapat didorong melalui penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,” terang Indah.
Keberadaan dan peran dari adanya kelembagaan adat dalam pelestarian ekosistem hutan pegunungan Gandang Dewata di Kecamatan Seko dan Rongkong menjadi sangat penting karena secara fungsi memiliki tujuan yang sama dalam menjaga keberlangsungan ekosistem hutan.
Sebelumnya diketahui, telah dilakukan survei keanekaragaman hayati di area hutan pegunungan Gandang Dewata administrasi Kabupaten Luwu Utara dengan mengambil lokasi sampling di Desa Limbong, Kecamatan Rongkong, dan di wilayah adat Hono, di Desa Marante dan Desa Hono.
Kecamatan Seko melalui kolaborasi multipihak yakni BBKSDA Sulsel, Fauna & Flora International’s Indonesia Programme (FFI’s IP), KPH Rongkong, KPH Kambuno, komunitas Pramuka Luwu Utara, serta pelibatan unsur masyarakat lokal dalam pelaksanaannya. (*/rls)