BANTAENG, RAKYATSULSEL - Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin menyambut kunjungan kerja spesifik komisi VII DPR RI di Kabupaten Bantaeng, Selasa (27/9). Dalam kunjungan kerja ke PT Huadi Nickel Alloy itu, Ilham Syah Azikin menyampaikan sejumlah aspirasi kepada komisi VII DPR RI.
Salah satunya, dia meminta atensi dari pemerintah pusat untuk pelibatan UMKM di Kabupaten Bantaeng dalam pengelolaan limbag slag nikel. Dia menyebut, ada dua juta ton limbah slag nikel di Kabupaten Bantaeng yang terus menumpuk dan memiliki potensi untuk dikelola oleh UMKM.
"Kita tentu berharap ada atensi dari pemerintah pusat dan komisi VII DPR RI terkait dukungan untuk mengelola slag nikel ini. Ini adalah pendekatan hilirisasi, muaranya adalah pada pemberdayaan UMKM kita di Bantaeng," jelas Ilham Azikin.
Dia mengatakan, ada 2 juta ton slag nickel yang bisa dikelola oleh UMKM di Bantaeng. Slag nikel ini bisa dikelola menjadi batako atau bahan bangunan lainnya untuk kegiatan infrastruktur.
"Terkait dengan pasar, IKN (Ibu Kota Negara,red) adalah pasar paling potensial. Dengan begitu, keberadaan industri ini akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitar," jelas dia.
Dia juga menambahkan, Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dia menyebut ada 3.100 hektare lahan untuk kawasan ini. Sayangnya, infrastruktur pelabuhan belum mampu mengakomodir dengan baik aktivitas industri di kawasan ini.
"Kawasan industri ini semakin eksis dan aktivitasnya terus bertambah. Sementara infrastruktur pelabuhan belum begitu memadai. Oleh karena itu, kami memohon agar keberadaan infrastruktur pendukung bisa menjadi perhatian legislatif," jelas dia.
Anggota komisi VII DPR RI, Andi Ridwan Wittiri mengatakan, kunjungan kerja ini terkait dengan informasi dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman terkait dengan keberadaan PT Huadi Nickel Alloy di Bantaeng. Dia menyebut, permintaan gubernur agar limbah slag ini bisa dimanfaatkan agar tidak menjadi sampah.
"Ini sudah kita komunikasikan dengan Pak Bupati. " jelas dia.
Dia menambahkan, kunjungan kerja spesifik ini dilakukan untuk memastikan hilirisasi industri di KIBA berlangsung dengan baik. Dia berharap, kawasan ini bisa memberikan manfaat bagi masayarakat di Bantaeng.
Anggota komisi VII DPR RI lainnya, Lamhot Sinaga mengatakan, kebutuhan infrastruktur di KIBA ini memang perlu mendapat perhatian pemerintah pusat. Lokasi yang menjadi PSN memang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah terkait dengan infrastruktur.
"Ini perlu untuk mempercepat pembangunan di daerah-daerah yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN)," jelas dia.
Manager GA PT Huady Nickel Alloy, Lily Dewi Candinegara mempersentasekan tentang multiplier effect perusahaan PT Huady Nickel Alloy di Bantaeng. Dia menyebut, perusahaan ini telah merekrut tenaga kerja lokal yang dominan adalah masayrakat Bantaeng.
"Kita juga melakukan pertukaran pengetahuan antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal. Bisa kita lihat, para pimpinan bidang di perusahaan ini dominan adalah tenaga kerja asli Bantaeng," kata dia. (Jet)