MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Lawatan civitas Akademik Universitas Islam Al Azhar Mataram ke Universitas Islam Makassar disambut Dr Ir Hj Andi Majdah M Zain M.Si didampingi Wakil Rektor , Dekan dan kepala Bagian lingkup UIM dengan kue tradisional Bugis Makassar seperti taripang , putucangkir dan barongko .
Majdah melanjutkan kita tidak bisa menghindar dari kemajuan tekhologi apalagi saat ini kita ada di era digital semua di permudah melalui smart phone ada semua di genggaman dan kampus UIM sadar akan hal itu melalui smart kampus semua proses pendidikan melalui sistem digital yang memudahkan baik dosen maupun mahasiswa dan saatnya kita," ujar Ketua Muslimat NU Sulsel ini. Jumat (30/9/2022).
Majdah juga menyampaikan program Merdeka Belajar yang diinisiasi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A, sangat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini.
"Dalam "Merdeka Belajar" terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses Tantangan Pendidikan Era Society 5.0" dimana mahasiswa sebagai peserta didik tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan sehingga kampus bisa menentukan pendidikan terbaik bukan hanya kampus, tetapi mahasiswa apalagi sudah terjalin kerjasama dengan Universitas Islam Al Azhar Mataram," beber Majdah.
Rektor Universitas Islam Al Azhar Mataram Dr Ir Ansyar MP di dampingi Dr Drs H Sahar SH MM wakil rektor I , Faturrahman SE M.Ak Wakil Rektor III dan M Habibullah SE MEK menyampaikan besar harapan ada kerja sama lebih spesifik antar fakultas khususnya di bidang strategis.
"Misalnya pertukaran mahasiswa merdeka sebab "Merdeka Belajar" paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini karena dalam "Merdeka Belajar" terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran dimana mahasiswa sebagai peserta didik tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan sehingga kampus bisa menentukan pendidikan terbaik bagi , bukan hanya kampus tetapi mahasiswa," jelas Ansyar. (*)