PAREPARE, RAKSUL -- Festival Salo Karajae yang baru saja berakhir sukses menggairahkan perekonomian Kota Parepare dan sekitarnya.
Festival bernuansa bahari dan budaya selama lima hari, 27 September 2022 hingga 1 Oktober 2022 ini, sukses membukukan transaksi khususnya di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai miliaran rupiah.
Data resmi panitia menyebutkan total transaksi sektor UMKM selama festival berlangsung menembus angka Rp1,9 miliar.
Dan pada hari terakhir saat penutupan Sabtu malam, 1 Oktober 2022, pengunjung yang datang di arena festival, Kawasan Wisata Tonrangeng River Side, Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat, Parepare, mencapai 14.240 orang.
Data resmi panitia menyebutkan, pada malam penutupan itu pengunjung laki-laki yang datang berjumlah 5.253 orang, kemudian perempuan 5.832 orang, anak-anak 3.155 orang. Totalnya berjumlah 14.240 orang.
Ini merupakan jumlah pengunjung tertinggi selama lima hari berlangsungnya festival.
Pengunjung pada hari pertama saat pembukaan festival, Selasa, 27 September 2022, sesuai data panitia berjumlah 8.207 orang. Kemudian pada hari kedua, Rabu, 28 September 2022, terdata 5.683 pengunjung. Hari ketiga, Kamis, 29 September 2022, pengunjung 2.873 orang. Dan hari keempat atau sehari jelang penutupan, Jumat 30 September 2022, pengunjung 7.310 orang. Pengunjung ini sudah terperinci laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Dari jumlah pengunjung selama empat hari itu, jika dirata-ratakan dalam sehari Festival Salo Karajae dikunjungi sekitar 6.000 lebih orang. Dan hari terakhir pecah rekor, mencapai 14 ribu lebih pengunjung.
Banyaknya pengunjung yang datang sejalan dengan Teori Telapak Kaki Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe, yakni menghadirkan magnet membuat banyak orang tertarik atau banyak telapak kaki yang datang ke Parepare.
Hal ini diungkap Wakil Wali Kota Parepare, H Pangerang Rahim yang hadir mewakili Wali Kota Parepare, menutup festival Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Pangerang Rahim mengemukakan, pemerintah bersama masyarakat menginginkan Parepare bisa lebih dari sekadar kota transit. Namun bisa menjadi kota tujuan atau destinasi dan memiliki magnet, sehingga pengunjung dari luar daerah tertarik untuk datang ke Parepare.
Salah satunya, Festival Salo Karajae yang dapat menarik wisatawan berkunjung di Parepare. Itu menjadikan Parepare dapat dilirik mata dunia. Karena wisatawan mancanegara bisa mengenal lebih jauh potensi wisata di Parepare. "Sehingga program strategis Teori Telapak Kaki Bapak Wali Kota Parepare dapat terus kita terapkan," harap Pangerang.
Saat pembukaan festival, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menekankan, Festival Salo Karajae yang masuk Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf RI, dapat mendorong pemulihan ekonomi, lokomotif ekonomi akan tumbuh dan pariwisata akan tumbuh. "Pariwisata akan membawa angin segar dalam menggerakkan roda ekonomi Kota Parepare," tegas Wali Kota Parepare dua periode ini.
Hadir saat pembukaan festival, Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Kurleni Ukar, dan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sulsel, Prof Muhammad Jufri. Juga dihibur oleh artis ibukota, Jaz Hayat yang populer dengan lagunya berjudul “Kasmaran”.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S Uno melalui virtual secara khusus mengapresiasi dan mengucapkan selama dan sukses penyelenggaraan Festival Salo Karajae, yang menjadi festival bahari dan budaya terbesar di Sulsel.
Festival Salo Karajae tahun ini diramaikan oleh beragam kegiatan unik, menarik, dan kreatif. Kegiatan itu antara lain, Salo Karajae Water Projection Mapping, pesta kembang api, lomba perahu hias, lomba nyanyi lagu daerah, tari kreasi, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya. Termasuk ada yang unik yakni festival mallipa dan lomba tari mappadendang yang mengharuskan para pengunjung festival memakai sarung (lipa) pada Sabtu, 1 Oktober 2022. (*)