Malang, Rakyatsulsel - Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi venue laga antara tuan rumah Arema FC dan tim tamu Persebaya, Surabaya, Sabtu malam (01/10/2022).
Duel Arema FC Vs Persebaya yang bertajuk derbi Jawa Timur itu, berlangsung menarik, lima gol tercipta.
Namun hasil akhir tidak berpihak kepada Arema FC singo Edan, dipaksa menyerah dengan skor 3-2 dari sang Bajul Ijo.
Ini adalah kekalahan pertama Arema FC setelah 23 tahun dari Persebaya.
Tidak menerima kekalahan tim kesayangannya, memancing para supporter tuan rumah langsung mengamuk menyerang masuk ke lapangan.
Pihak keamananpun meresponnya dengan gas air mata ke tribun penonton.
Namun hal itu justru memperburuk keadaan. Terjadi kepanikan massa yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Sebagai Catatan Duka
Tragedi Kanjuruhan yang menyedot perhatian banyak orang dan viral seantero publikasi media massa, perlu disikapi dengan berharap agar tragedi itu diusut tuntas dengan tidak hanya permintaan maaf dan pemberian sanksi, serta evaluasi.
Tragedi Kanjurahan menjadi kericuhan suporter dengan jumlah terbanyak setelah Peru 1958. Jumlah korban tewas saat tayang mencapai 129 orang dengan riancian 127 pihak suporter dan 2 orang dari pihak keamanan.
Dari tragedi itu, seperti yang dilontarkan Ketua Umum Mochamad Iriawan alias Iwan Bule di kutip laman resmi PSSI menyampaikan rasa sesal dan permintaan maaf.