“Harapannya musyawarah kerja wilayah di Sulawesi Selatan ini adalah untuk kembali lagi sebagai konsolidasi pemanasan mesin partai sekaligus menyampaikan informasi tentang terjadinya perubahan pimpinan yang saya sampaikan ke kader,” ucapnya.
Mardiono mengatakan pergantian pucuk pimpinan DPP PPP merupakan bagian dari kebutuhan partai atau organisasi saat ini.
Meski begitu, ia menganggap hal ini tidak mempengaruhi soliditas kader. Tidak ada perpecahan internal. Semua sudah sepakat.
“Bahwa pergantian pimpinan ini semata untuk memenuhi kebutuhan organisasi tidak ada politik dan perbedaan apa-apa. Kami dengan bapak Suharso Monoarfa sahabat beliau adalah guru saya mentor saya jadi tidak ada persoalan kami ketemu masih membahas soal partai jadi tidak ada masalah,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PPP Sulsel, Imam Fauzan mengatakan, kehadiran Mardiono ini membuktikan tak adanya dualisme di PPP. Belakangan ini, isu keratakan memang muncul udai Suharso Monoarha dicopot dari posisi Ketum DPP PPP.
“Ini juga memperlihatkan tidak ada dualisme di Sulsel. Jangan kan di sini, di Indonesia pun tidak ada dualisme. Memang saat ini seluruh kader PPP memilih fokus untuk persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang,” ujarnya.
Anggota DPRD Sulsel itu menargetkan kursi pimpinan DPRD Sulsel pada pileg mendatang. "Kita akan berupaya bagaimana PPP bisa masuk unsur pimpinan DPRD di Sulsel," ucapnya.
Imam Fauzan juga mengibaratkan partai politik (Parpol) seperti nasi goreng. "filosofi nasi goreng seperti filosofi membangun partai," kata Imam Fauzan.
