Kedua, melalui pendekatan multi sektor dan multipihak melalui pentahelix, yaitu menyediakan platform kerja sama antara pemerintah dan unsur pemangku kepentingan seperti dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, dan media.
Ketiga, pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif, yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu masa interval, baduta dan balita, didukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial.
“Kita berharap semua pihak yang hadir bisa menguatkan komitmen dalam menanggulangi masalah stanting di Kabupaten Gowa secara bersama-sama dan merealisasikan program yang telah direncanakan kedepan,” ungkapnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa faktor penting yang juga wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting dapat tepat sasaran, adalah kualitas data. Dirinya berharap perbaikan data stunting yang akan menjadi rujukan untuk perencanaan monitoring dan evaluasi intervensi stunting, hendaknya dilakukan dengan memperhatikan validitas dan akurasi data.
Tentu kata Mayjen TNI, Dwi Darmadi pengumpulan data yang baik dimulai ketika alat ukurnya sesuai standar yang ditetapkan, petugas memiliki kapasitas yang sama dan terlatih, prosedur pendataan dipenuhi.
“Masa depan kita tergantung dari aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang dalam menyongsong masa depan. Kita harus optimis dan tidak boleh lengah anak anak bangasa adalah bagian masa kini dan masa depan. Saya mendukung penuh kebijakan Pemerintah Daerah guna menekan angka stunting di Kabupaten Gowa,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kapolres Gowa, AKBP Tri Gofaruddin, Asisten Bidang Pemerintahandan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Gowa, Muh Rusdi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gowa, Sofyan Daud, Ketua Baznas Kabupaten Gowa, Abbas Alauddin dan sejumlah Pejabat Utama Divif 3 Kostrad. (*)