PALOPO, RAKYATSULSEL - Wali Kota Palopo, HM Judas Amir, meninjau sejumlah wilayah terdampak banjir di Kota Palopo, Jumat siang, 7 Oktober 2022. Sebelum melakukan peninjauan, Judas Amir mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah OPD terkait, di Balaikota Palopo.
Dalam rapat tersebut, walikota dua periode ini menginstruksikan jajarannya agar turun ke lokasi banjir di beberapa kelurahan, dalam rangka membantu warga yang terdampak banjir, yang terjadi Kamis malam lalu, 6 Oktober 2022. Tak hanya membantu warga membersihkan rumah, fasilitas umum, Judas Amir juga meminta jajarannya menyalurkan air bersih, bahan makanan, termasuk meminta tim medis turun memeriksa kesehatan korban banjir.
"Kita tidak ingin ada warga yang terdampak banjir tidak tertangani dengan baik. Perhatikan air bersihnya, makan minumnya. Kita harus turun bergerak melakukan upaya penanganan cepat," kata Judas Amir didampingi Sekda Palopo, Firmanza DP.
"Saya juga minta Kadis Kesehatan turunkan tim medis ke wilayah terdampak banjir untuk memeriksa kondisi kesehatan masyarakat. Sapa tahu ada korban banjir sakit, terutama bayi dan balita," lanjut Judas Amir.
Beberapa kelurahan di Palopo terdampak banjir, seperti Kelurahan Dangerakko dan Amasangan di Kecamatan Wara, termasuk sebagian kelurahan di wilayah utara Palopo, tepatnya di Kecamatan Telluwanua.
Khusus petugas Pemadam Kebakaran dan Satpol-PP, Judas Amir meminta membantu masyarakat korban banjir membersihkan endapan lumpur di rumah warga, fasilitas umum, termasuk di jalan raya. Dinas Sosial diminta memantau kebutuhan korban banjir, seperti bahan makan, pakaian layak pakai, termasuk air bersih.
Usai memimpin rapat, Judas Amir kemudian menuju ke wilayah Kelurahan Latuppa. Di daerah ini, Judas Amir memantau langsung wilayah hulu dan sistem pembagian air dari sungai Latuppa.
Judas Amir mengaku banjir yang melanda sejumlah kelurahan di Kota Palopo, terkhusus di wilayah yang dilalui alur sungai Latuppa, disebabkan terjadinya kerusakan hutan di daerah hulu. Indikasi terjadinya kerusakan hutan itu, ditandai banyaknya lumpur ikut terbawa banjir dan potongan kayu. Termasuk banjir di wilayah utara Kota Palopo, di Kecamatan Telluwanua, juga disebabkan daerah hulu juga mengalami kerusakan akibat berbagai aktivitas tak ramah lingkungan.
"Kita patut prihatin, karena kerusahan hutan di daerah hulu sudah sangat parah, hingga memicu banjir besar disertai lumpur," katanya.
Diketahui, sejumlah kelurahan di Kota Palopo terendam banjir pada Kamis malam lalu, 6 Oktober. Hujan lebat selama beberapa jam mengguyur Palopo menyebabkan air sungai meluap merendam permukiman penduduk dan fasilitas publik. Salah satu titik terparah dilanda banjir, yakni kawasan Jalan Belimbing dan Amasangan. Ketinggian air di wilayah Belimbing mencapai perut orang dewasa.
Saat banjir terjadi, petugas BPBD Kota Palopo bersama pihak terkait turun melakukan upaya evakuasi warga yang rumahnya terendam banjir. Bahkan di kawasan Jalan Belimbing, tim BPBD sempat mengevaluasi dua balita bersama keluarganya karena rumahnya terendam banjir setinggi satu meter lebih. (*)