Ia menuturkan ketertarikan peserta sepanjang dibukanya pendaftaran tender PSEL sampai sekarang merupakan suatu keluarbiasaan.
Danny menyatakan tidak menutup kemungkinan PSEL berlokasi di Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala, menggunakan bermacam-macam teknologi. Teknologi yang akan digunakan, kata dia, perlu disesuaikan dengan jenis sampah.
Danny mengungkapkan sampah sisa
makanan paling banyak menyumbang atau sekitar 55 persen dari keseluruhan sampah di Makassar.
"Sampah sisa makanan itu tidak tepat kalau pakai incenerator. Lebih banyak nanti dipakai BBM untuk operasional karena merupakan sampah basah. Kita mau menghasilkan energi, bukan malah buang energi," paparnya.
Ia berharap di PSEL yang ada nantinya multiteknologi sebab sampah organik penanganannya berbeda, anorganik juga beda. Teknologinya juga harus ramah lingkungan yang pada akhirnya semua berujung pada pengurangan volume sampah, tentunya mengedepankan efisiensi.
Menurut dia, Kota Makassar sudah punya modal untuk pemilahan jenis sampah yaitu di Bank Sampah Unit ada pada setiap RT maupun RW yang terkoneksi ke Bank Sampah Pusat.
Wali Kota Makassar dua periode ini menegaskan, dirinya siap mengawal agar PSEL segera terealisasi di Kota Makassar sehingga persoalan dan solusi terkait sampah bisa diatasi segera.
Dari data, jumlah produksi sampah yang dihasilkan di tahun 2021 diperkirakan mencapai 868 ton per hari. Dan tahun 2022 meningkat cukup tingga yang mencapai 905 ton per hari masuk ke TPA. Sedangkan untuk timbulan sampah yang dihasilkan tahun 2021 sebanyak 2.643.280 ton. Dan tahun 2024 dipredksi akan meningkat tajam sekitar 4,1 juta ton lebih. (D)