Angkat Tema Kerajinan di MuloFest#4, Disbudpar Sulsel Ingin Produk Kerajinan Naik Kelas

  • Bagikan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Prof Jufri saat memberikan sambutan pada kegiatan MuloFest#4 di Gedung Mulo, Jumat (15/10).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan kembali menggelar Festival Mulo atau MuloFest#4  yang berlangsung di area Gedung Mulo.

Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari mulai tanggal 14-15 Oktober 2022 dengan mengangkat tema fashion "Colourfull Heritage".

Festival Mulo diadakan secara berkala dengan mengusung tema yang berbeda-beda setiap pelaksanaannya. Pada Festival Mulo Seri 1 mengusung tema "kuliner lokal untuk Indonesia". Seri 2 dengan tema; "Eksplore Film Lokal", dan seri 3 mengusung tema "Colourfull Fashion". 

Alasan dipilihnya Gedung Mulo sebagai tempat digelarnya Mulofest dimaksudkan untuk memperkenalkan gedung Mulo sebagai heritage yang juga objek wisata di Kota Makassar, Sulsel, yang terbuka untuk umum.

Bukan hanya sebagai gedung perkantoran yang kini ditempati  Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Prof Muhammad Jufri mengungkapkan pada setiap perhelatan MULOFEST baik yang pertama hingga yang keempat ini menghadirkan UMKM.

Hal tersebut dilakukan untuk menggeliatkan ekonomi para pelaku UMKM.

Prof Jufri menyebut pada terselenggaranya kegiatan ini tidak menggunakan dana APBD serta pelaku UMKM yang mengisi tenant-tenat pun tidak dikenakan biaya.

"Alhamdulillah, kegiatan ini dilakukan sifatnya memberikan ruang kesempatan bagi teman-teman para pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif agar bisa memanfaatkan MuloFest ini secara gratis dan mereka tidakk dipungut biaya apa-apa," ungkapnya sabtu (15/10).

Lanjut, Prof Jufri mengatakan MuloFest#4 kali ini memiliki hal yang berbeda dari yang sebelumnya. Di mana, pelaksanaan MuloFest#4 ini berkolaborasi dengan beberapa pihak pelaku industri dibidang ekonomi kreatif, pariwisata, perbankan serta lembaga. Diantaranya, Bank Sulselbar, Grab, Asita, dan Komisi Penyiaran Daerah Indonesia (KPID).

Apalagi, terkhusus pada hari kedua ini, tepatnya di malam puncak pelaksanaan MuloFest#4 ini, Disbudpar bersama KPID  menggelar KPID Award untuk mengapresiasi insan penyiaran baik radio maupun TV dalam membantu promosi pariwisata di Sulsel

"Lembaga-lembaga penyiaran untuk TV dan radio yang konsen memberikan pemberitaan untuk desa-desa wisata kita dan promosi objek-objek wisata kita oleh KPID telah melakukan penilaian," terangnya.

Tak hanya itu, Ia pun berterimakasih atas bantuan dan support dari Dekranasda Sulsel. "Alhamdulillah acara kami kali ini didukung dan disupport oleh Dekranasda Sulsel dan diapresiasi langsung dari ibu Gubernur," ucapnya.

Jumlah UMKM yang diberikan kesempatan mengisi MuloFest #4 yaitu 39 pelaku. Mereka adalah UMKM lokal yang di antaranya sudah kerap menampilkan produk mereka di berbagai ajang pameran baik di Makassar maupun di luar Sulsel.

Pelaku UMKM produk kreatif antara lain Cantika Sabbena (jilbab), Cenning Makassar (tas dan sarung bantal), Alv Project (produk fashion upcycle), Mimesa (digital & produk painting), Welang Pelang (craft community) dan Bajiki Store (culture tshirt)

Sedang untuk UMKM kuliner yang namanya sudah banyak dikenal publik antara lain Ballaratea (sirup & sarabba), Assauna (sirup pisang ambon), dan Bakso Locer.

"Kmi berharap selama 2 hari berlangsung kegiatan ini betul betul diminati masyarakat. Kami ada ruang untuk UMKM kita perkenalkan produk-produk kreatifitas dan UMKM nya bisa semakin dikenali di pasaran," pungkasnya.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel Devo Khadaffi mengatakan kegiatan setiap MuloFest mengangkat tentang UMKM, hanya saja kali ini temanya mengenai UMKM kerajinan.

"Alhamdulillah, semakin kesini, mulai dari mulofest 1- 4 jumlahnya semakin banyak UMKM yang bisa kami berikan manfaat dan tempat gratis untuk mereka berjualan. Kegiatan ini tanpa APBD atau nol APBD Ini adalah event kolaboratif untuk semua,"jelasnya.

Lebih lanjut, Devo menuturkan alasan mengangkat tema kerajinan kali ini, karena Disbudpar menginginkan kerajinan-kerajinan yang ada di Sulsel ini sudah naik kelas. Baik dari segi desain, pemasaran bahkan cara mereka mempromosikan di era digital.

"Mereka mengerti bagaimana meningkatkan edit valuenya dari setiap kerajinan, produk-produknya. Sekarang inikan pasarnya sudah dilangit (digital)," tuturnya.

Maka dari itu, pada kesempatan ini, Disbudpar akan memberikan talkshow-talkshow untuk berbagi kiat atau cara-cara meninngkatkan value dari kerajinan itu sendiri. Seperti, Ada workshop "Craft Upcycle" menghadirkan narasumber Alviani FR (Alv Project) dan Hj. St. Mutmainnah (Bank Sulselbar).

Untuk talk show desa wisata digital akan menghadirkan Bupati Bantaeng Ilhamzah Asyikin yang berhasil meloloskan Desa Wisata Campaga masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI 2022).

Ilhamzah akan tampil di talk show tersebut bersama Pemimpin Redaksi Harian Tribun Timur AS Kambie yang konten-konten liputannya banyak mengangkat desa wisata di Sulsel menjadi viral.

Lanjut, Talkshow Craft Go Digital menghadirkan narsum Iftitah Amanah (Makassar Paracord), Maylina Usmani (Account Manager SME Regional Sulawesi PT Telkomsel), dan Tenri Pakkua Bungawali (Welang Pelang). Workshop ini digelar di hari pertama pada pukul 14.30 wita.

Talkshow Digiculture pada pukul 19.00 wita yang akan menghadirkan konten kreator Makassar yang sedang naik daun Rijal Jamal dan Nico Atmaja (Trainer Meta/Facebook) dengan host Rifa Madjid.  (B)

  • Bagikan