WAJO, RAKYATSULSEL - Pengembangan pendidikan keagamaan di Kabupaten Wajo menjadi salah satu sektor yang peningkatannya sangat terasa selama beberapa tahun terakhir.
Beberapa indikasinya adalah jumlah pondok pesantren dan tahfidz semakin bertambah. Bahkan hingga saat ini, ada sekira 3.000 santri yang sedang menghafal Al-Qur’an.
Ditambah lagi salah satu program Pemkab Wajo, yakni gerakan masjid cantik (gemantik) yang didalamnya mendorong terbentuknya taman pendidikan Al-Qur'an, Madrasah Diniyah, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Selain itu, keberadaan Pondok Pesantren As’adiyah yang dikenal pondok pesantren tertua di Sulsel, juga terus mengalami peningkatan, dan banyak memberikan konstribusi ke pengembangan keagamaan di Wajo.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengurai, pengembangan keagamaan ini harus terus ditingkatkan. Karena itu, di kepemimpinannya, salah satu yang menjadi perhatian khususnya, yakni sektor keagamaan.
“Kita patut bersyukur dengan pengembangan sektor keagamaan di Kabupaten Wajo. Selain Pondok Pesantren As’adiyah yang telah berkembang luar biasa dan banyak memberikan konstribusi selama ini, juga tercatat ada 69 pondok tahfidz dengan sekitar 3.000 anak atau santri yang sedang menghafal Al-Qur’an,” urai Amran saat menyampaikan sambutan di peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW tingkat Kabupaten Wajo di Masjid Agung Ummul Quraa, Sengkang, Selasa (18/10/22) malam.
Amran menambahkan, peningkatan sektor keagamaan tak lepas atas sinergitas yang terjalin antara pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan berbagai elemen masyarakat. Karena itu, harus senantiasa terjaga. Termasuk menjadikan Wajo sebagai daerah pencetak ribuan penghafal Al-Qur’an.
Di peringatan maulid yang dihadiri jajaran Forkopimda dan Pemkab, organisasi keagamaan, serta ribuan santri As’adiyah, Amran Mahmud secara khusus menyampaikan terima kasih kepada
Imam Masjid Besar Istiqlal Jakarta, AG. Prof Dr Nasaruddin Umar, yang datang langsung
membawakan hikmah maulid, sekaligus pesan-pesan untuk masyarakat Wajo.
Pihaknya mengaku bersyukur dan bangga, karena selain sebagai ulama dan salah satu tokoh nasional, mantan Wakil Menteri Agama RI itu juga adalah alumni Pondok Pesantren As’adiyah.
Sementara itu, Prof Nasaruddin Umar yang tak lain Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an di Jakarta, sebelum menyampaikan hikmah maulid, terlebih dahulu mengenang masa remajanya saat menimba ilmu di As’adiyah.
Ia mengaku bangga lahir dari rahim As’adiyah. Begitu pun memuji tradisi perayaan dan peringatan keagamaan di Wajo yang selalu ramai, dan masih terjaga sampai sekarang. Ia berharap pengembangan keagamaan di Wajo terus meningkat.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Wajo, Muhammad Yunus menyampaikan terima kasih atas kebersamaan dari panitia dan masyarakat Kabupaten Wajo sehingga rangkaian peringatan hari keagamaan, salah satunya Maulid Nabi Besar Muhammad SAW bisa berjalan dengan baik.
"Tentu ini juga tidak lepas dari bimbingan, arahan dan petunjuk serta partisipasi yang luar biasa dari Bapak Bupati, Bapak Wakil Bupati serta seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Wajo," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, kegiatan ini dihadiri oleh ribuan jamaah, termasuk jajaran Forkopimda, Anggota DPRD, Sekda bersama para kepala OPD, camat, Pimpinan Pusat PP As'adiyah Sengkang, Pimpinan instansi, perbankan, perusahaan, organisasi, ormas islam, Ketua TP PKK bersama Pimpinan Organisasi Wanita, ASN, santri, mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat serta lintas profesi lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Wajo juga menyerahkan secara simbolis Kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja keagamaan. (*)