MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto bakal membentuk tim pengawas kebersihan polisi sampah di tiap kelurahan. Polisi Sampah bertugas mengawasi dan akan melaporkan lurah yang abai akan kebersihan wilayahnya.
Namun, niat baik tersebut menimbulkan pro-kontra. Pasalnya narasi digunakan "polisi sampah" dianggap beberapa kalangan menyinggung institusi serta keluarga besar institusi tersebut.
Dengan demikian, Polisi Sampah pun berganti nama menjadi PAsuKAN peninDAkan anTi koTOr (Pakandatto). Mereka terdiri dari 153 personel Pakandatto perwakilan dari masing-masing kelurahan dikukuhkan Wali Kota Makassar Danny Pomanto, di Anjungan City Of Makassar, Rabu (19/10/2022).
Meski demikian, Sekretaris KBPP Polri Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. Dr. Zakir Sabara pun menyoroti narasi yang disematkan wali kota untuk petugas kebersihan tersebut.
"Mengapa yang anda buat bukan satgas sampah, atau personil patroli sampah atau entah memang sengaja memilih dikasi nama Polisi Sampah sebagai sindiran atas kondisi yang mendera internal kepolisian beberapa hari belakangan ini," ujarnya, Selasa (18/10/2022) malam.
Sadarkah bahwa dengan memilih diksi "polisi sampah" secara phsicososial akan semakin menambah beban moral Jajaran Pimpinan kepolisian dan seluruh personil yang ada untuk melakukan upaya percepatan perbaikan citra dan pemulihan kepercayaan masyarakat.
Padahal untuk hal ihwal mengembalikan wibawa dan citra kepolisian bukan hanya tanggung jawab pimpinan kepolisian dan jajarannya akan tetapi tanggung jawab semua anak bangsa lebih khusus yang kebetulan mendapatkan amanah sebagai kepala daerah (gubernur, bupati dan walikota).
"Amat sangat disayangkan pilihan diksi "Polisi Sampah" secara gegabah disematkan untuk sebuah program pemerintah daerah yang digulirkan oleh seorang walikota," jelas guru besar UMI itu.
Komentar Zakir Sabara disejumlah media online pun berseliweran di beberapa group WA pada Rabu (19/10/2022) siang.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari Maqbul Halim (MH) yang merupakan salah satu pendukung program-program Wali Kota Makassar.
Maklum saja, selama ini MH adalah orang yang dikenal setia mendampingi Danny baik periode pertama maupun kedua. MH juga sangat militan karena pernyataannya kerap dipakai menyinggung siapa saja yang mengkritik kebijakan Wali Kota Makassar.
Kali ini Maqbul pun angkat bicara bahkan melontarkan sindiran menohok ke Prof. Zakir Sabara.
"Jadi, yang berkomentar negatif soal ide pengawas sampah yang kemudian disebut oleh wartawan dalam bentuk pertanyaan dengan nama “POLISI SAMPAH” (pihak paling pertama pakai kata itu saat ditanyakan kepada Pak Danny Pomanto) adalah orang yang tiddk tahu apa-apa," tulis Maqbul Halim di salah satu group WA.
Bahkan alumni Unhas itu sempat menyinggung jika orang yang mengkritik tanpa mengetahui persoalam sebenarnya, ibarat pergi sekolah hanya batas gerbang, bahkan menyebut nama bersangkutan.
"Orang seperti inilah biasa disebut waktu masa-masa sekolah, pergi sekolah hanya sampai di pintu gerbang sekolah. Atau, badannya berangkat sekolah, otaknya tidak ikut. Ada dosen UMI yang baru-baru ini jadi professor, salah satu contoh dari mereka," jelas Maqbul yang juga komisaris PT GMTD itu .
Diketahui, Wali Kota Makassar Danny Pomanto menegaskan Pakandatto bertugas mengawasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang tempat.
Berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan ada beberapa tempat yang dilarang untuk membuang sampah.
Seperti, sungai, parit, saluran irigasi, drainase, taman kota, tempat terbuka, fasilitas umum dan jalan.
"Pasukan ini kerjanya untuk mengawasi kualitas pembuangan sampah seperti aturan yang ada. Kalau ada yang membuang sampah (sembarang tempat) tegakkan Perda, Tegur dulu," tegas Danny. (Yadi/Raksul/A)