RAKYATSULSEL - Tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 4 kali lipat dari angka yang dilaporkan.
Artinya, dari 10 kasus bunuh diri yang dilaporkan ke pihak berwajib, bisa saja ternyata jumlahnya mencapai 40 kasus bunuh diri.
Hal itu disampaikan oleh Project Leader & Founder EHFA (Emotional Health for All) dan President Indonesian Association for Suicide Pervention, Dr. Sandersan Onie dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 20 Oktober 2022.
Topik kesehatan mental semakin sering terdengar dan membuat kesadaran serta kepedulian masyarakat yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti penyakit lain, masalah kesehatan mental bisa menyerang siapa saja tanpa memandang gender, status sosial, usia, ras, dan agama.
Meski menjadi topik yang mulai banyak terdengar bahkan dibicarakan influencer dan Youtuber, pengetahuan masyarakat terkait cara berhadapan dengan kesehatan mental belum sepenuhnya tinggi.
Masih ada masyarakat cenderung mendiskriminasi dan mengucilkan orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini jadi suatu kecenderungan seseorang akan memilih untuk bunuh diri.
Stigma yang masih ada di masyarakat adalah orang dengan gangguan mental dianggap gila atau tidak waras. Akibatnya keluarga dan korban menjadi malu untuk mencari pertolongan dari profesional.
Hasil penelitian yang dipaparkan Dr. Sandersan Onie menunjukan, tingkat bunuh diri di Indonesia kemungkinkan 4 kali lipat dari angka yang dilaporkan selama ini.
Namun, lanjut Sanderson, angka percobaan mengakhiri hidup sendiri justru berkali-kali lipat jumlahnya.
"Jumlah percobaan bunuh diri setidaknya 7 kali lipat dari jumlah tersebut." ungkapnya.
Kondisi ini semakin memprihatinkan karena Indonesia hanya memiliki sekitar 4.500 psikolog dan psikiater yang tersebar di penjuru tanah air. Dengan populasi lebih dari 250 juta orang, tentu jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia dinilai minim.
Screening Kesehatan Mental Anda!
Untuk mendorong kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental, EHFA mengadakan gerakan 'It Starts and Ends with Us'. Gerakan ini adalah upaya untuk mengenalkan masyarakat dengan isu kesehatan mental dengan berbagai kegiatan.
Event yang akan digelar Sabtu, 29 Oktober 2022 di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka Lantai 3 Jakarta, event akan memberikan edukasi dan talk show menarik seputar kesehatan mental, bazaar merchandise menarik, dan penandatanganan deklarasi relio-mental health.
Deklarasi serupa pernah dilakukan dengan mendapat dukungan dari banyak tokoh dan pemuka agama. Dengan banyaknya antusiasme masyarakat diharapkan deklarasi ini dapat memecahkan Guinness World Records: sebagai World's Largest Mental Health Awareness Lesson (online dan offline).
Tak hanya itu, di event ini juga Sahabat Dream bisa melakukan Mental Health Screening. Screening ini diharapkan bisa jadi langkah awal untuk lebih memahami kondisi kesehatan mental.
Anda dapat berbincang-bincang dengan para pakar atau psikolog yang hadir. Jangan lupa catat waktunya ya.(Fin/Mg1)