MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sulawesi Selatan merupakan provinsi yang menjadi penopang kuat atas ketahanan pangan di Indonesia. Terbukti, saat ini Sulsel menyuplai 25 persen untuk cadangan Bulog di Indonesia.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengaku Sulsel menjadi pemasok utama cadangan beras di Bulog disebebkan oleh surplus produksi yang baik di tahun lalu maupun di awal tahun ini.
"Ini artinya produksi Sulsel sangat tinggi, karena jumlah tersebut sehingga Sulsel dapat mensuplai 27 provinsi di Indonesia,” ungkapnya.
Namun, permasalahan lain muncul di daerah lain akibat gagal panen, serangan hama, serta menahan barangnya keluar untuk pencadangan di wilayahnya masing-masing.
Maka dari itu, Sulsel mendapat tugas khusus dari Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Sulsel sebagai lumbung pencadangan beras nasional.
"Sulsel kita tidak pelit, kita tidak batasi keluar. Ada tugas khusus dari Bapak Presiden untuk menjadikan Sulsel sebagai lumbung pencadangan nasional,” jelasnya.
Lanjut, Andi Sudirman mengaku di Sulsel sendiri terdapat Kebijakan Gubernur melalui PERGUB No. 10 Tahun 2019 tentang Penguatan Cadangan Gabah atau Beras minimal 10 persen dari total produksi padi untuk diserap oleh Perum BULOG.
“Kita sudah membuat kebijakan Pergub Nomor 10 tentang penguatan cadangan gabah atau beras. Bahwa minimal 10 persen dari total produksi padi pada wilayah kerja Sulsel untuk diserap untuk diserap Perum BULOG,” terangnya.
Untuk Kakanwil Bulog Sulselbar saat ini untuk total pengadaan beras 202.490 ton, terdiri dari CBP 181.771 ton serta untuk komersil 20.719 ton. Sedangkan Stok beras 133.198 ton, untuk CBP 125.250 ton dan komersial 7.948 ton.
Progress pengadaan gabah dan beras dengan harga fleksibilitas, untuk Sulselbar target pengadaaan Oktober-Desember 2022 sebesar 350.000 ton, realisasi sejauh ini 31.373 ton.
Adapun ketersediaan beras di Sulsel juga didukung oleh program Mandiri Benih sebagai upaya memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional.
Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyebutkan bahwa Presiden meminta stok minimal 1,2 juta ton.
“Sehingga salah satu upaya yang dilakukan kita berada di Sulsel bertemu bapak ibu dan wali kota yang diharapkan membantu kita semua mengisi cadangan beras kita,” jelasnya.
Adapun potensi panen di Sulsel dari data Badan Pangan Nasional untuk September 2022 sebesar 640.618 ton, Oktober sebesar 264.068 ton, November sebesar 183.221 ton.
“Ini kita harusnya memberikan applause untuk Sulsel. Mewakili daerah konsumsi seperti Jakarta terima kasih kami kepada Pak Gubernur, ibu dan bapak bupati dan wali kota. Karena kami tidak akan bisa makan dan tidur nyenyak kalau tidak dapat beras dari bapak ibu suplai,” pungkasnya. (Shasa/Raksul/A)