MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar akhirnya bisa menunjukkan progres kinerjanya. Setelah terus menerus menjadi sorotan karena serapan anggaran selalu dibawah 10 persen, kini angkanya sudah capai 43, 13 persen. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar Zuhaelsy Zubir mengatakan, belakangan ini sudah banyak proyek yang berkontrak. Utamanya paket jalan dan jembatan, progresnya juga sementara berjalan.
"Kami sudah lakukan langkah percepatan agar serapan anggaran bertambah. Sekarang beberapa paket jalan mulai jalan, pembagunan gedung juga terus berprogres," ucapnya saat ditemui di Kantor Balai Kota Makassar, Selasa (25/10/2022).
Ia mengaku, kendalanya selama ini ada pada proses tender yang tak kunjung selesai. Bahkan hampir empat bulan dokumen proyek yang diusulkan PU tak selesai tender.
"Proses evaluasi yang lama, empat bulan dokumen ada di ULP," bebernya.
Dengan begitu, ASN di Dinas PU sudah bisa mendapatkan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang ditahan sejak Juni lalu. Ia juga telah menghadap Wali Kota Makssar Danny Pomanto dan Sekretaris Daerah M Ansar untuk melaporkan perkembagan tersebut.
"Semoga dengan serapan anggaran ini TPP pegawai di PU sudah bisa cair, saya sedang urus ini, karena sudah tiga bulan TPP tidak cair karena serapan rendah," katanya.
Kendati demikian, Helsy-sapaannya mengaku masih perlu usaha keras untuk meningkatkan serapan anggaran. Apalagi, waktu yang tersisa tak banyak, kurang lebih dua bulan lagi masa anggaran tahun 2022 akan habis. Salah satu yang menjadi kendala besarnya tahun ini ialah paket drainase yang masih lamban. Banyak paket drainase yang gagal tender. Dari 47 paket yang diprogramkan, baru enam paket drainase yang berjalan.
"Tapi kita tetap optimis, masih ada waktu hingga akhir bulan untuk tunggu perkembangan lelang," ujarnya.
Kendati demikian, untuk tetap menjaga aliran drainase yang ada, pihaknya aktif melakukan pengerukan maupun pembersihan. Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan SDA dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, Nurhidayat mengatakan puluhan paket drainase masih mengantre di Unit Layanan Pengadaan (ULP).
Selain terkendala di ULP, pengerjaan drainase dipastikan akan terganggu karena cuaca buruk. Belakangan ini, Kota Makassar dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Otomatis pengerjaan drainase menjadi terhambat.
"Kalau hujan turun pengerjaan dihentikan, kalau reda dipompa dulu baru dilanjutkan," katanya.
Untuk tetap menjaga kualitas infrastruktur, penyedia atau kontraktor kata Nurhidayat harus punya alat yang mumpuni. Begitu juga dengan kuantitas SDM harus diperbanyak agar proyek ini bisa selesai tepat sasaran. Masa pengerjaan untuk rehabilitasi membutuhkan waktu tiga bulan, sementara untuk pembangunan drainase baru butuh waktu empat bulan.
Karenanya, ia berharap paket-paket drainase lainnya bisa segera selesai tender agar Dinas PU bisa melakukan pendekatan dengan kontraktor. Pendekatan yang dimaksud adalah membuat perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek ini dengan cepat sebelum berakhirnya masa anggaran. Adapun anggaran untuk pembangunan dan rehabilitasi drainase 47 paket ditambah material mencapai Rp54,5 miliar. (*)