MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah figur mulai memasang baliho menyambut momentum politik 2024. Publik menilai bahwa hal itu, bagian dari citra diri untuk perhelatan Pilgub Sulsel 2024.
Salah satu misalnya, pergerakan relawan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto menuju Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) mulai tak terbendung.
Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar Yusuf mengatakan, kunjungan Danny Pomanto kebeberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan bertebarannya gambar Wali Kota Makassar ini di beberapa titik yang tersebar di setiap kabupaten menjadi bukti Danny disukai masyarakat.
"Saya melihatnya itu menandakan bahwa beliau akan serius maju di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2024 mendatang, ini bagus karena menjadikan sirkulasi elit kekuasaan berjalan," katanya.
Akademisi UIN Alauddin itu menyebutkan jika, kemudian banyaknya undangan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh Agama, tokoh adat budayawan yang mengundang Danny Pomanto untuk datang hadir diacara Maulid dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya sebagai silaturrahim.
"Memang saya melihatnya ada maghnet besar yang menggeliat pada figure DP selalu dirindukan oleh rakyat manapun karena ke tokohannya sebagai Walikota Makassar dua periode," tuturnya, Rabu (26/10/2022).
Disebutkan, fenomenal dan segudang prestasi, kemampuannya melahirkan ide dan gagasan dikemas dalam bentuk kebijakan strategis, populis, adaptif sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang ada.
Dimana Danny mampu mengkonstruksi perlawanan sosial terhadap ke zaliman politik pada tahun 2018 yang kemudian dimenangkan oleh kolom kosong calon yang tak berwujud melawan paslon yang berwujud nyata.
"Sejarah perhelatan politik di Dunia ini baru terjadi di kota Makassar (Pilwalkot 2018). Tentu ini adalah salah satu penciri DP hatam dalam arena tarung politik," jelasnya.
Menurutnya, Danny Pomanto Wali kota cerdas pandai memanfaatkan momen dalam hal kebaikan, yang sesungguhnya terbangun dengan sendirinya citra positif tanpa melakukan Gerakan pencitraan sama halnya dilakukan oleh sebagian Politisi lainnya.
Danny Pomanto secara capital sosial, capital ekonomi, capital budaya telah dimiliki sebagai prasyarat dalam mengarungi arena politik.
Dalam sosiologi politik, modal budaya terdiri dari asset sosial seseorang (pendidik, kecerdasan, gaya bicara dan pakaian, dll) yang mempromosikan mobilitas sosial dalam stratifikasi masyarakat modal budaya berfungsi sebagai hubungan sosial dalam praktik ekonomi.
"Sebagai modal budaya merupakan akumulasi dari pengetahuan budaya yang memberikan status sosial dan kekuasaan," tutur Ibnu Hadjar.
Ditambahkan, sejalan dengan definisi James Samuel Coleman tentang modal sosial, sosiolog Amerika tersebut beranggapan bahwa modal sosial merupakan suatu hal yang tidak berdiri sendiri, melainkan kombinasi dari beberapa aspek-aspek yang berbeda pada struktur sosial.
Aspek-aspek tersebut terwujud dalam bentuk kewajiban, harapan, kepercayaan, dll. sehingga seorang tokoh dianggap mempunyai modal sosial jika tokoh politik tersebut mempunyai relasi yang kuat dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Hubungan antara Danny Pomanto dan masyarakat juga dianggap sebagai hubungan yang menciptakan modal sosial. jika kita menggunakan definisi modal sosial yang diterangkan oleh Coleman maka modal sosial tersebut, tidak hanya melekat pada Danny Pomanto melainkan juga melekat pada masyarakat kota Makassar.
"Sehingga bukan hanya Danny Pomanto yang memiliki modal sosial, tetapi warga Makassar juga memiliki modal sosial dalam hubungan pemimpin dan masyarakat kota Makassar," bebernya.
Lanjut dia, capaian prestasi demi prestasi dalam menghadirkan inovasi lewat program langsung menyentuh kebawah warga Lorong membangun makassar sehat tanpa sekat berawal dari perhatian khsusus terhadap Lorong sebagai selnya kota.
"Danny Pomanto telah meiliki kecukupan immune intelektual dalam membangun kota dan skop wilayah yang lebih besar dalam hal ini kesiapannya maju sebagai kontestasi pilgub sulsel 2024," pungkasnya. (Yad/Raksul/A)