Politik Uang Lewat Aplikasi Susah Terdeteksi, Bawaslu Hanya Minta Kesadaran Masyarakat

  • Bagikan
Bawaslu

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel sangat mewaspadai politik uang pada Pemilu 2024. Tapi, sejauh ini belum ada strategi mereka untuk melakukan pengawasan praktik tersebut.

Belum lagi saat ini transaksi uang bisa dilakukan melalui aplikasi atau dompet digital seperti go pay, dana, OVO, dan sejenisnya.

Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengakui jika politik uang melalui sejumlah aplikasi sangat susah dideteksi sehingga hinggapnya hanya membangun kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan politik uang.

"Kalau mereka ingin melakukan transaksi jual beli suara, banyak saja yang bisa mereka lakukan tanpa diketahui oleh Bawaslu. Jadi kami hanya mendorong kesadaran masyarakat agar mereka tidak melakukan transaksi politik uang," kata Saiful Jihad, Selasa (1/11).

Dirinya menyebutkan sampai saat ini Bawaslu belum memiliki alat untuk mendeteksi orang tersebut melakukan politik uang lewat aplikasi. Apalagi personel Bawaslu sangat terbatas hanya tiga orang di setiap kecamatan.

"Kami tidak bisa mendeteksi, misalnya lewat OVO. Jadi kami hanya membangun kesadaran masyarakat, selain merusak pribadi akan merusak nilai-nilai bangsa kita," tuturnya.

Sejauh ini, kata Saiful, pihaknya telah melakukan berbagai cara memberikan pemahaman ke masyarakat agar politik uang tersebut tidak terjadi. Seperti program go to school, go to campus hingga membangun desa sadar politik uang.

"Seperti di Toraja, kami bekerja sama dengan pemuka agama, satu bulan sebelum Pilkades kami sepakat mensosialisasikan haramnya politik uang dalam alkitab. Informasi yang kami dapat dari teman-teman di Toraja, satu pekan jelang pemilihan warga di Toraja mengengembalikan bingkisan (kepada kandidat) karena mereka pertimbangkan itu haram dalam agama," ujarnya.

"Kalau masyarakat disadarkan baik itu pendekatan agama, budaya pastinya masyarakat akan menolak dan tak ingin melakukan transaksi politik uang. Transaksi politik uang itu terjadi kalau ada orang yang mau memberi dan ada mau menerima. Kalau ada yang mau memberi tapi tidak ada mau menerima pastinya tidak akan jalan begitu juga sebaliknya," jelasnya. (Fahrul/Raksul/A)

  • Bagikan

Exit mobile version